
ilmu.online, FAKFAK - Tingkat kesuburan tahan di sejumlah kawasan yang dijadikan target investasi perkebunan global di kabupaten Fakfak Papua Barat masih tergolong rendah.
Kondisi tersebut terungkap berdasarkan hasil survei dan asesmen lahan yang dipresentasikan investor Korea langsung di hadapan Bupati Fakfak Samaun Dahlan dan wakilnya Donatus Nimbitkendik di Jakarta baru-baru ini.
Berdasarkan data yang dirima ilmu.online, sekitar 20 ribu hektar lahan di Distrik Bomberai Fakfak telah disurvei dan direncanakan akan digarap investor Korea untuk sektor perkebunan.
Adapun hasil asesmen lahan yang dipaparkan berisikan informasi menyangkut kondisi fisik, karakteristik, dan potensi lahan.
Peneliti laboratorium dari pihak perusahaan menjelaskan, bahwa kondisi tanah di Distrik Bomberai rata-rata ultisol liat pucat berwarna merah.
Tekstur tersebut merupakan tanah mineral akibat penimbunan liat pada horizon bawah tanah.
Kemudian, jenis latosol dengan tanah berwarna merah sampai merah kekuningan karena kandungan besi dan aluminium yang tinggi.
Serta jenis hidromor di mana tanah yang tergenang air atau sangat lembab.
Regeneratif Tanah
Sebagai solusi terhadap kondisi tersebut, pihak investor siap melakukan rekayasa khusus melalui Regeneratif Tanah atau dengan pemupukan dan pengelolaan tanah yang lebih baik.
Sehingga perlu perbaikan kesesuaian lahan melalui konservasi struktur lahan yang ada dan unsur hara tanah.
Namun, peluang untuk pengembangan tanaman perkebunan seperti sawit, tebu dan kopi bisa dilakukan meskipun membutuhkan rekayasa dan teknologi khusus.
Bupati Fakfak, Samaun Dahlan memberikan respons positif terhadap langkah tersebut.
Menurut Bupati, rekayasa tersebut sangat penting agar target lahan investasi di Bomberai bisa dikelola secara optimal dan berkelanjutan.
"Sehingga bisa dimanfaatkan dengan adanya sisa lahan Area Penggunaan Lain (APL) seluas 16.400 hektar yang belum termanfaatkan di kawasan Bomberai dan Tomage," tutur Bupati Fakfak, Samaun Dahlan dikutip Tribun.
Revisi RTRW 2025 - 2045
Untuk memuluskan investasi fantastis di wilayah Distrik Bomberai dan Tomage, Pemda Fakfak di bawah kepemimpinan Bupati Samaun Dahlan dan wakilnya Donatus Nimbitkendik berencana untuk merevisi dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2025 - 2045.
Tujuan utama revisi RTRW untuk mendongkrak kawasan tersebut guna pengembangan perkebunan andalan dengan jenis komoditas lainnya.
Pemda Fakfak melalui rilis resmi mengklaim, semua ini dilakukan untuk penguatan ketahanan pangan dan perkebunan skala besar.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!