Hermina (HEAL) Mengandalkan Kemitraan dan Ekspansi, Ini Rekomendasi Sahamnya

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kemitraan dan Ekspansi yang Mendorong Kinerja HEAL

PT Medikaloka Hermina (HEAL) menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan melalui kemitraan strategis dengan Astra International (ASII) dan Grup Djarum, serta rencana ekspansi organik. Hal ini berpotensi meningkatkan kinerja perusahaan dalam beberapa waktu ke depan.

Dalam paparan kinerja kuartal II-2025, manajemen HEAL menyatakan bahwa pihaknya sedang menjajaki kerja sama untuk menggaet karyawan Grup Djarum. Kerja sama ini terjadi setelah PT Dwimuria Investama Andalan Tbk, anak usaha Grup Djarum, mengakuisisi 559,18 juta saham treasury HEAL senilai Rp 1 triliun pada akhir kuartal II-2025.

Analis CGS International Sekuritas, Jason Chandra, menyebut bahwa HEAL telah menjalin kerja sama dengan sekitar 312.000 karyawan Grup Djarum untuk berbagai layanan, seperti medical check-up (MCU) tahunan dan asuransi. Menurutnya, kemitraan ini dapat meningkatkan volume pasien di rumah sakit Hermina.

Selain itu, manajemen juga menyoroti progres kemitraan dengan ASII. HEAL kini hadir di klinik-klinik Astra, termasuk di fasilitas pabrik. Jason mencermati bahwa kontribusi ASII terhadap pendapatan HEAL sepanjang semester I-2025 mencapai sekitar 4%. Ia meyakini kontribusi ini bisa meningkat setelah detail kerja sama difinalisasi.

Analisis dari Panin Sekuritas, Sarkia Adelia, menunjukkan bahwa penetrasi di jaringan ASII dilakukan HEAL dengan membangun klinik di pabrik Isuzu Karawang. Pembangunan klinik ini sebagai strategi awal yang membuka peluang kontrak korporasi untuk MCU dan layanan rawat jalan.

Pengetatan Rujukan BPJS dan Tantangan Pasar

Di sisi lain, Jason melihat rujukan BPJS tetap ketat pada kuartal II-2025. BPJS berkontribusi sebesar 75% terhadap pendapatan perseroan di separuh pertama 2025. Menurutnya, isu struktural ini dapat memperlambat pertumbuhan laba per saham (EPS).

Ismail Fakhri Suweleh dari BRI Danareksa Sekuritas menyatakan bahwa pasar BPJS masih menghadapi tantangan di semester I-2025. Lemahnya pasar BPJS disebabkan oleh verifikasi klaim yang lebih ketat, basis tinggi di semester I-2024, serta hari kerja yang lebih sedikit.

Pertemuan manajemen dengan BPJS mengonfirmasi bahwa likuiditas pembayaran masih aman hingga semester I-2026 tanpa ada tagihan yang belum dibayar. Meski demikian, proses pembayaran lebih ketat, sehingga hari piutang naik menjadi 63 hari dari sebelumnya 57 hari.

Sarkia menambahkan bahwa implementasi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berpotensi menaikkan pasien hingga 9,5%. Namun, jika iuran BPJS dinaikkan ke Rp 100.000, pemerintah harus menambah anggaran Rp 52 triliun di luar alokasi RAPBN 2026.

Rencana Ekspansi dan Strategi Bisnis

HEAL memiliki rencana ekspansi organik dengan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun–Rp 1,5 triliun. Rencana ini meliputi pembangunan dua rumah sakit baru di Salatiga dan Bali, penambahan lebih dari 200 tempat tidur, penambahan CT Scan, pengembangan UGD premium, serta penguatan layanan onkologi unit radioterapi.

Namun, sebagian besar tambahan tempat tidur diperkirakan baru beroperasi pada kuartal IV-2025, sehingga pemulihan EPS yang signifikan baru terlihat di tahun 2026.

Bisnis Non-Rumah Sakit dan Pertumbuhan Jangka Panjang

Sarkia menyoroti potensi pertumbuhan dari bisnis non-rumah sakit. Melalui PT Medika Loka Manajemen (MLM), HEAL mengelola bisnis operatorship berbasis B2B, yakni konsultasi, pengadaan, dan manajemen RS. Skema kontrak baru dengan durasi 10 tahun memberikan recurring income dengan risiko relatif rendah.

Saat ini skema tersebut telah diterapkan di RS Ubaya, dengan sejumlah proyek lain masih dalam tahap pengembangan. Meskipun kontribusinya terhadap pendapatan perusahaan baru sekitar 3%, segmen ini menunjukkan pertumbuhan pesat dengan rata-rata CAGR mencapai 74% sejak 2018.

Secara keseluruhan, Sarkia melihat HEAL masih prospektif dengan ditopang kenaikan pendapatan per pasien dengan KRIS, serta ekspansi organik. Namun, Jason memandang adanya risiko yang perlu dicermati investor, seperti biaya pra-operasi RS baru lebih tinggi dari ekspektasi, serta permintaan pasien lebih rendah dari perkiraan.

Ismail juga mencermati risiko capex dan biaya ekspansi berlebih serta ketatnya klaim BPJS yang berlanjut. Dengan demikian, Sarkia dan Ismail merekomendasikan buy HEAL dengan target harga Rp 1.850 per saham. Jason merekomendasikan hold HEAL di target harga Rp 1.330 per saham.