
Komitmen Indonesia dalam Solusi Dua Negara untuk Palestina-Israel
Presiden Joko Widodo, yang kini dikenal sebagai Prabowo Subianto, menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara sebagai jalan keluar dari konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel. Pernyataan ini disampaikan olehnya dalam Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS. Dalam pidatanya, ia menyampaikan bahwa satu-satunya solusi yang layak adalah solusi dua negara, di mana dua keturunan Ibrahim—Palestina dan Israel—dapat hidup dalam rekonsiliasi, perdamaian, dan harmoni.
Prabowo menekankan pentingnya pengakuan internasional terhadap kemerdekaan Palestina. Hingga saat ini, lebih dari 150 negara, termasuk Indonesia, telah mengakui kemerdekaan Palestina. Indonesia sendiri telah melakukannya sejak November 1988. Dalam konteks ini, Presiden juga menyatakan bahwa Indonesia hanya akan mengakui Israel setelah negara tersebut mengakui kemerdekaan dan status kenegaraan Palestina. Hal ini didasarkan pada Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 3 Tahun 2019, yang secara tegas menolak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, karena dianggap sebagai bagian dari perlawanan terhadap penjajahan atas wilayah Palestina.
Kondisi Darurat di Wilayah Palestina
Berdasarkan data dari Menteri Kesehatan Palestina, sejak Oktober 2023 hingga 24 September 2025, lebih dari 65 ribu penduduk Palestina menjadi korban jiwa akibat konflik yang terus berlangsung. Angka ini mencerminkan dampak serius dari perang yang terjadi di wilayah tersebut. Data per Juli 2025 menunjukkan bahwa 46,8% dari korban jiwa adalah anak-anak dan perempuan, yang menunjukkan tingkat kerentanan yang sangat tinggi di kalangan masyarakat sipil.
Selain itu, krisis pangan yang parah sedang melanda wilayah Gaza. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) melaporkan bahwa sebanyak 86,1% lahan pertanian di Gaza rusak atau hancur. Ratusan ribu anak-anak dan ibu hamil terancam mengalami malnutrisi akut, yang merupakan ancaman besar bagi kesehatan dan kelangsungan hidup mereka.
Bantuan Indonesia untuk Menghentikan Bencana Kemanusiaan
Dalam upaya menghentikan bencana kemanusiaan yang terjadi di Palestina, Presiden Prabowo menyatakan komitmen Indonesia untuk memberikan bantuan kepada rakyat Palestina. Bantuan tersebut tidak hanya berupa dana tunai, tetapi juga pasokan beras serta partisipasi dalam misi perdamaian. Ia menegaskan bahwa Indonesia siap mengerahkan 20 ribu atau bahkan lebih banyak pasukan untuk menjaga perdamaian di Gaza maupun di lokasi lain seperti Ukraina, Sudan, Libya, atau tempat-tempat lain yang membutuhkan keamanan dan stabilitas.
Komitmen ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya memperhatikan isu politik, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan dukungan nyata dalam mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di berbagai belahan dunia. Dengan langkah-langkah seperti ini, Indonesia menunjukkan posisinya sebagai negara yang peduli terhadap kesejahteraan global dan keadilan sosial.
Harapan untuk Perdamaian Berkelanjutan
Pernyataan Presiden Prabowo dalam Sidang Majelis Umum PBB menunjukkan bahwa Indonesia berada di garis depan dalam mendukung solusi damai untuk konflik Palestina-Israel. Dengan memperkuat diplomasi, memberikan bantuan kemanusiaan, dan memperjuangkan pengakuan internasional terhadap Palestina, Indonesia menunjukkan bahwa peran negara ini tidak hanya sebagai pemain regional, tetapi juga sebagai aktor global yang berkomitmen pada perdamaian dan keadilan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!