Khutbah Jumat 19 September 2025: Belanja Dagangan Tetangga, Perkuat Ekonomi Umat

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Khutbah Jumat 19 September 2025: Belanja Dagangan Tetangga, Perkuat Ekonomi Umat

Pentingnya Membeli Dagangan Tetangga dalam Perspektif Islam

Dalam ajaran Islam, tolong-menolong dan berbuat baik kepada tetangga hukumnya adalah wajib dan merupakan perintah Allah SWT serta anjuran Rasulullah SAW. Perilaku ini mencakup membantu tetangga yang kesusahan, menghibur saat mereka berduka, berbagi makanan atau rezeki, serta menjaga kehormatan dan privasi mereka tanpa memandang status agama atau hubungan kekerabatan.

Perilaku ini bukan hanya kewajiban, tetapi juga menjadi ukuran keimanan seorang Muslim dan memiliki manfaat besar seperti menciptakan kehidupan bermasyarakat yang aman dan harmonis. Salah satu cara untuk melaksanakan hal ini adalah dengan membeli dagangan tetangga, yang tidak hanya mendukung perekonomian umat, tetapi juga menjadi bentuk sedekah yang diterima oleh Allah.

Hari Jumat dan Khutbah yang Menginspirasi

Hari Jumat, yang disebut sebagai Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari, diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan. Pada hari Jumat tanggal 19 September 2025, umat Islam akan melaksanakan ibadah Salat Jumat. Dalam khutbah Jumat tersebut, tema utama yang diangkat adalah "Membeli Dagangan Tetangga Mendukung Perekonomian Umat".

Khutbah pertama menyampaikan pesan penting tentang kepedulian terhadap sesama, khususnya tetangga. Dalam kondisi ekonomi nasional yang kurang menggembirakan, masyarakat diharapkan lebih memperhatikan nasib ekonomi umat Islam, terlebih para tetangga di sekitar kita. Jika memang mereka dalam kesulitan dan membutuhkan bantuan, maka sebagai saudara seiman kita hadir untuk membantu memecahkan problematika dan persoalan yang dialaminya.

Etika Bertetangga dalam Perspektif Islam

Imam Al-Ghazali dalam kitab Majmû'ah Rasâil al-Imam Al-Ghazâli menjelaskan bahwa salah satu etika bertetangga adalah menegur secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang istrinya, dan memberikan pertolongan ketika diperlukan. Memberikan pertolongan pada tetangga yang dinilai penting di kala ekonomi melemah antara lain adalah dengan membeli sesuatu yang mereka jual, baik untuk komoditas yang kecil maupun yang besar.

Banyak toko tetangga yang kurang diminati karena kadang harga yang ditawarkan barangkali lebih tinggi daripada toko-toko besar lainnya. Namun, perlu disadari bahwa dengan membeli di warung milik tetangga, banyak hal-hal kecil positif yang kadang tidak terlintas dalam pikiran kita. Misalnya, biaya transportasi menjadi lebih irit, bahkan sering tidak memerlukan biaya karena cukup jalan kaki saja. Selain itu, kita juga bisa menjadi lebih akrab dengan tetangga, baik yang jauh maupun dekat.

Nilai Spiritual dalam Memilih Belanja di Warung Tetangga

Dalam perspektif Islam, membeli milik tetangga mengandung nilai spiritual tersendiri, yaitu unsur sedekah kepada tetangga di balik barang yang dibeli dari mereka. Keterangan ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Faidhul Qadir karya imam Al-Munawi: “Diantara sesuatu yang abstrak adalah membeli dengan satu dirham sebanding dengan setengah dirham. Dalam contoh ini penerimaannya memang berbentuk jual beli, tapi pada hakikatnya disebut akad sedekah.”

Dengan arti lain, dari penjabaran Imam Al-Munawi tadi, dipahami bahwa membeli barang milik tetangga dengan harga yang lebih tinggi tidak hanya disebut jual beli tapi naik level menjadi sedekah, sehingga tidak hanya terpenuhi fasilitas duniawinya berupa barang, tapi ia juga mendapatkan kebutuhan ukhrawinya berupa pahala. Tidak hanya aktivitas mubah tapi sudah masuk dalam tataran ibadah sunnah, yaitu sedekah.

Keistimewaan Membeli Dagangan Tetangga

Membeli dagangan tetangga merupakan cara membantu yang luar biasa dan cara bersedekah yang istimewa. Jika membantu langsung tanpa membeli masih berpotensi menimbulkan perasaan direndahkan, karena akan dianggap orang miskin dan tidak punya apa-apa. Jika bersedekah langsung tanpa membeli dagangannya akan menyebabkan perasaan tidak nyaman, karena tangan di bawah jelas lebih baik tangan di atas.

Berbeda dengan membantu tetangga dengan membeli dagangannya, maka tidak ada tangan yang di bawah juga tidak ada tangan yang di atas. Semua dalam kapasitas yang sama antara penjual dan pembeli, yaitu sama-sama membutuhkan. Maka, gerakan membantu tetangga dengan membeli dagangannya sangat perlu diapresiasi bersama untuk mewujudkan kondisi ekonomi masyarakat yang stabil dan kuat.

Hadits Nabi Muhammad SAW yang Menjadi Motivasi

Nabi Muhammad saw bersabda: “Amal paling utama adalah kamu mendatangkan kebahagiaan kepada saudaramu yang mukmin, atau kamu melunasi utangnya, atau kamu memberi makan roti kepadanya.” (HR. Ath-Thabrani). Bahkan dengan komunikasi dan interaksi dalam jual beli, suasana keakraban akan tercipta. Harmonisasi antar tetangga dapat terjaga dengan baik. Selain juga merupakan silaturahim yang memiliki implikasi positif terhadap stabilitas ekonomi dan produktivitas usaha.

Dalam hadits riwayat Al-Bukhari, Nabi Muhammad saw bersabda: “Tidaklah mukmin orang yang kenyang sedangkan tetangganya lapar sampai ke lambungnya”. (HR. Al-Bukhari). Dalam kondisi ekonomi yang lesu ini, mari hadits ini jadikan lecutan semangat untuk lebih memperhatikan tetangga kita. Jangan sampai kita yang berkecukupan, membiarkan mereka kelaparan. Salah satu cara membantunya adalah dengan membeli sesuatu yang mereka jual, untuk membantu perekonomian di tingkat lokal. Mari membeli di warung tetangga, mari perkuat ekonomi umat!