
KIS Group dan Shell Bekerja Sama dalam Pasokan BioLNG
KNOWLEDGE Integration Services (KIS) Group, sebuah perusahaan global yang bergerak di bidang biomethane dan energi bersih, telah menandatangani perjanjian pasokan BioLNG dengan Shell Eastern Trading (Pte) Ltd. Perjanjian ini dilakukan di pabrik BioCNG KIS Group di Blangkahan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Dengan kerja sama ini, KIS Group akan menyediakan BioLNG untuk kebutuhan regasifikasi dan distribusi pelanggan Shell di Singapura mulai tahun 2027.
Kerja sama antara KIS Group dan Shell dinilai sangat penting dalam mendukung transisi energi rendah karbon di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, kolaborasi ini juga menunjukkan komitmen kedua perusahaan terhadap solusi energi bersih yang berkelanjutan tanpa memerlukan perubahan besar pada infrastruktur yang sudah ada.
CEO KIS Group, Raghunath KR, mengatakan bahwa ia sangat senang dapat bekerja sama dengan Shell. Ia berharap kolaborasi ini dapat segera memenuhi kebutuhan dekarbonisasi pelanggan di Singapura. “Kami berkomitmen untuk memberikan solusi energi bersih yang efisien dan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Posisi Indonesia sebagai Basis Produksi BioCNG dan BioLNG
Kesepakatan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai basis utama produksi bioCNG dan BioLNG oleh KIS Group. Perusahaan ini aktif membangun pabrik biomethane skala besar di Sumatera Utara. Salah satu pabrik yang telah beroperasi sejak 2024 adalah pabrik Blangkahan. Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 15.500 meter kubik BioCNG per hari dengan memanfaatkan limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME).
Pada tahun 2025, pabrik BioCNG kedua KIS Group di Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, diresmikan. Kapasitas pabrik ini mencapai 182 ribu MMBtu per tahun, menjadikannya fasilitas BioCNG terbesar di Asia Tenggara.
Target Pembangunan Pabrik BioCNG di Sumatera Utara
KIS Group memiliki rencana untuk membangun 25 pabrik BioCNG di Sumatera Utara dengan nilai investasi sebesar Rp 1,6 triliun. Jika semua pabrik tersebut beroperasi, diperkirakan mampu mengurangi emisi hingga 3,7 juta ton CO per tahun. Selain itu, proyek ini juga akan menghasilkan kredit karbon dalam jumlah signifikan.
Raghunath KR menjelaskan bahwa selain berkontribusi pada pengurangan emisi, proyek BioCNG dan BioLNG juga membuka peluang ekonomi lokal. Limbah sawit yang selama ini berpotensi mencemari lingkungan diolah menjadi energi terbarukan yang bernilai jual. Produk ini sudah digunakan oleh Unilever Oleochemical Indonesia untuk menggantikan bahan bakar fosil pada armada truk pengangkut, sehingga mendukung rantai pasok yang lebih hijau.
Kontribusi pada Pengurangan Emisi Karbon
Setiap tahun, KIS Group mengolah sekitar 13,5 juta ton limbah organik dan menghasilkan 600 juta meter kubik biogas. Kontribusi dari proyek ini terhadap pengurangan emisi karbon global mencapai sekitar 5,9 juta ton per tahun.
BioLNG dari limbah organik dianggap sebagai bahan bakar transisi yang strategis karena bisa digunakan langsung sebagai alternatif tanpa perlu perubahan besar pada infrastruktur LNG yang sudah ada. Hal ini membuat BioLNG menjadi solusi yang efisien dan ramah lingkungan.
Visi KIS Group dalam Ekspansi Pasar Internasional
Raghunath KR menyatakan optimisme perusahaan untuk memperluas dampak positif proyek biomethane dari Indonesia ke pasar internasional. “Indonesia bukan hanya basis produksi, tetapi contoh nyata bagaimana limbah diubah menjadi energi bersih yang mendukung ekonomi rendah karbon,” katanya.
General Manager New Business Development Shell Energy Asia, Aditya Gupta, menambahkan bahwa kemitraan ini akan mendukung Singapura dan kawasan regional mencapai target iklim. “Kolaborasi ini menunjukkan komitmen kami menghadirkan energi bersih untuk mendukung perjalanan transisi energi pelanggan,” ujarnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!