
Kehidupan Relawan di Dapur Makan Bergizi Gratis
Di tengah kekhawatiran akan munculnya kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sedang berjalan di beberapa daerah, ada kisah menarik yang terjadi di dapur MBG di Kelurahan Kulur, Kecamatan Majalengka. Di sana, seorang relawan bernama Kurniawan (35 tahun) bekerja setiap hari dengan penuh semangat dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan kepada ribuan siswa aman, sehat, serta higienis.
Kurniawan menggunakan motornya yang sudah tua untuk pergi ke dapur MBG setiap hari pukul 14.00 WIB dan pulang hampir tengah malam. Ia bekerja bersama ratusan relawan lainnya dalam proses persiapan makanan. Meski tugasnya hanya membersihkan dan mengupas sayuran, ia menyadari betapa besar tanggung jawabnya karena harus menjaga kualitas makanan untuk 3.000 porsi yang didistribusikan ke berbagai sekolah di Kecamatan Majalengka.
"Saya berangkat pukul 14.00 ke dapur dan pulang sekitar jam 11 malam," cerita Kurniawan. Ia mengakui bahwa gaji sebagai guru honorer tidak cukup untuk menutupi kebutuhan keluarga. Namun, dengan menjadi relawan di dapur MBG, ia bisa mendapatkan penghasilan tambahan sekitar Rp700 ribu per minggu. Penghasilan ini tidak hanya membantu ekonomi keluarganya, tetapi juga memberinya rasa bangga karena ikut berkontribusi dalam suksesnya program pemerintah.
Selain itu, Kurniawan juga turut membagikan makanan MBG kepada murid-muridnya meskipun ia mengajar di luar Kecamatan Majalengka. "Saya juga ikut memasak dan membagikan makanan kepada anak-anak di sekolah saya," ujarnya dengan penuh semangat.
Kontrol Ketat dan Menu yang Beragam
Menurut Kurniawan, semua makanan yang keluar dari dapur MBG Kulur telah melewati kontrol kualitas yang ketat. Setiap bahan makanan dicoba terlebih dahulu untuk memastikan bahwa aman dan sehat sebelum sampai ke tangan anak-anak. Ia juga menjelaskan bahwa menu yang disiapkan selalu berganti setiap hari agar anak-anak tidak merasa bosan.
"Contohnya kemarin kita menyajikan ayam goreng, tahu goreng, dan susu. Setiap hari berbeda, tapi tetap bergizi," katanya. Selain itu, ahli gizi yang ditugaskan di dapur MBG bertanggung jawab merancang menu setiap pekan dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi anak sekaligus anggaran yang tersedia.
"Karbohidrat diambil dari berbagai sumber, protein juga bervariasi seperti telur, ayam, ikan, tempe, dan tahu," jelasnya. Hal ini dilakukan agar anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang.
Antisipasi Keracunan Massal
Kasus keracunan yang terjadi di beberapa daerah menjadi perhatian serius bagi semua pihak. Namun, bagi dapur MBG Kulur, seluruh relawan bekerja sesuai tupoksi dengan penuh tanggung jawab. Mereka menjaga kebersihan alat masak, bahan pangan, dan higienitas diri sendiri secara ketat.
"Alhamdulillah, sejauh ini belum ada laporan kasus keracunan. Kami sangat disiplin dalam menjaga kebersihan dan kualitas makanan," tegas Kurniawan. Baginya, bekerja di dapur MBG bukan hanya tentang mencari penghasilan tambahan, tetapi juga memiliki peran penting dalam memastikan anak-anak sekolah di Majalengka bisa makan bergizi, sehat, dan aman setiap harinya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!