BGN Hentikan Produk Pabrikan di Menu Makanan Gratis

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penghentian Penggunaan Produk Pabrikan dalam Menu Makan Bergizi Gratis

Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil kebijakan baru yang mengejutkan terkait penggunaan produk pabrikan dalam menu makan bergizi gratis (MBG). Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, mengumumkan kebijakan ini dalam konferensi pers yang digelar di kantor BGN, Jakarta, pada Jumat, 26 September 2026. Ia menyatakan bahwa seluruh produk pabrikan akan dihentikan penggunaannya dalam menu MBG.

Nanik menekankan bahwa semua makanan yang disajikan kepada siswa harus berasal dari bahan baku lokal. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk membangkitkan ekonomi lokal dan memastikan bahwa program MBG tidak justru memberi manfaat kepada pemilik perusahaan besar.

Nanik dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil BGN pada 17 September 2025. Dalam beberapa minggu pertama menjabat, ia menemukan bahwa masih banyak produk pabrikan yang digunakan dalam menu MBG. Ini menjadi dasar bagi kebijakan baru yang diambil oleh BGN.

Menurutnya, tujuan utama dari dapur MBG adalah untuk mendukung perekonomian daerah, bukan untuk memperkaya konglomerat yang memiliki pabrik roti atau produk lainnya. Ia meminta setiap dapur atau satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) untuk segera menghentikan toleransi terhadap penggunaan produk pabrikan dan beralih ke bahan-bahan lokal.

BGN juga mendorong agar roti yang disajikan dalam MBG dibuat oleh ibu-ibu murid. Ini diharapkan dapat memberikan peluang usaha sekaligus memperkuat komunitas lokal.

Namun, ada pengecualian untuk beberapa produk tertentu. Misalnya, susu kemasan masih diperbolehkan digunakan dalam menu MBG, asalkan di area tersebut tidak memiliki peternakan susu sendiri. Dalam kondisi seperti ini, penggunaan susu kemasan bisa sementara diterima. Namun, untuk produk lainnya, BGN tidak akan lagi mentoleransi penggunaan produk pabrikan.

Langkah-Langkah yang Diambil Oleh BGN

Berikut adalah beberapa langkah yang akan diambil oleh BGN terkait kebijakan ini:

  • Penghentian penggunaan produk pabrikan dalam menu MBG.
  • Peningkatan penggunaan bahan baku lokal untuk memastikan ketersediaan makanan yang sehat dan berkelanjutan.
  • Pemberdayaan komunitas lokal, termasuk ibu-ibu murid, untuk membuat roti dan makanan lainnya.
  • Evaluasi ulang kebijakan terkait penggunaan produk tertentu seperti susu kemasan, dengan pertimbangan adanya alternatif lokal.

BGN juga akan melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada para pelaku MBG agar mereka memahami dan mampu menerapkan kebijakan ini secara efektif.

Tujuan Utama Program MBG

Program makan bergizi gratis bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak di Indonesia mendapatkan nutrisi yang cukup. Dengan kebijakan baru ini, BGN ingin memastikan bahwa program tersebut tidak hanya berdampak positif pada kesehatan anak-anak, tetapi juga membantu perekonomian masyarakat lokal.

Dengan mengganti produk pabrikan dengan bahan baku lokal, BGN berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Selain itu, kebijakan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih produk yang berasal dari daerah sendiri.

Tantangan yang Dihadapi

Meski kebijakan ini diharapkan memberikan manfaat besar, BGN juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah ketersediaan bahan baku lokal yang cukup dan berkualitas. Untuk itu, BGN akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha lokal untuk memastikan ketersediaan bahan baku.

Selain itu, BGN juga perlu memastikan bahwa pelaku MBG memiliki kemampuan dan sumber daya untuk mengubah pola produksi mereka. Pelatihan dan pendampingan akan menjadi bagian penting dari implementasi kebijakan ini.

Dengan langkah-langkah yang telah dirancang, BGN berharap kebijakan baru ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif yang nyata bagi anak-anak dan masyarakat luas.