
Koperasi Desa Merah Putih Memasuki Tahap Operasionalisasi
Koperasi Desa Merah Putih kini memasuki tahap kedua atau operasionalisasi. Dalam seminar nasional ekonomi kerakyatan yang diadakan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyampaikan tantangan utama dalam proses pengembangan koperasi ini. Ia mengatakan bahwa pihaknya menghadapi kesulitan dalam memproses data potensi desa.
“Kami mendapatkan satu masalah besar, tidak ada data desa yang presisi, yang tidak hanya menjelaskan tentang potensi desa tetapi juga kebutuhan dan seluruh profil desa itu sendiri,” ujarnya.
Ferry memberikan contoh tentang koperasi desa yang ingin menjadi penyalur gas elpiji 3 kilogram. Namun, saat meminta data ke Badan Pusat Statistik (BPS) tentang jumlah rumah tangga petani yang membutuhkan gas tersebut, data tidak tersedia. “BPS itu hanya punya DTSEN (Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional) tapi basis datanya tidak bisa diakses,” tambahnya.
Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Koperasi bekerja sama dengan guru besar sosiologi pedesaan dari IPB University untuk membuat aplikasi data desa presisi. Sistem ini menggunakan drone untuk pengumpulan data geospasial, melatih warga desa melakukan validasi, serta menganalisis hasilnya dengan artificial intelligent (AI). “Hasilnya kami punya 289 indikator atau parameter yang isinya bukan hanya tentang potensi desa tapi juga kebutuhan desa dan seluruh profil yang dibutuhkan bagi pengambilan kebijakan atau keputusan,” kata Ferry.
Pengumpulan data desa presisi mencakup berbagai aspek seperti data spasial seperti peta rumah dan lahan, kondisi sosial ekonomi warga dari pendapatan dan pekerjaan, serta demografi seperti usia, pendidikan, dan kondisi rumah. Dari aplikasi ini, Ferry menyebut bahwa 46 persen penerima gas elpiji 3 kilogram tidak tepat sasaran. “Bansos hampir 50 persen salah sasaran, BLT hampir salah sasaran, semua salah sasaran dan akhirnya itu menjadi ada yang namanya mafia data juga,” ujarnya.
Ia menilai data yang semu akan melahirkan keputusan yang semu dan kurang valid. Oleh karena itu, pengumpulan data yang akurat dan terpercaya sangat penting dalam pengambilan kebijakan.
Hingga 21 September 2025 pukul 22.50 WIB, jumlah Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang memiliki akun Simkopdes atau Sistem Informasi Manajemen Koperasi Desa/Kelurahan tercatat sebanyak 43.956 unit, dengan 10.219 koperasi telah beroperasi. Sistem informasi ini digunakan untuk memantau dan mengelola koperasi secara real time.
Setiap koperasi desa atau kelurahan diwajibkan masuk ke dalam microsite agar bisa mengajukan pembiayaan, serta terhubung dengan BUMN, marketplace UMKM, dan lembaga lain. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan koperasi serta memastikan bahwa layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!