:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2367073/original/028217700_1537868635-WhatsApp_Image_2018-09-25_at_12.39.14.jpeg)
Peran Relawan dalam Penanganan Keracunan Massal di Cipongkor
Di tengah situasi darurat yang terjadi di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, banyak warga mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG). Dalam keadaan kritis ini, berbagai pihak terlibat dalam upaya menangani kondisi tersebut. Salah satu sosok yang menjadi tulang punggung dalam penanganan adalah Wanda Purnama, seorang relawan yang bertugas sebagai sopir ambulans dari Pesantren Al Hilal.
Sejak kasus pertama keracunan terjadi pada hari Senin (22/9), Wanda dan timnya langsung bersiaga di Kantor Kecamatan Cipongkor. Lokasi tersebut menjadi pusat posko darurat untuk menangani para korban. Menurut Wanda, mereka bergegas ke lokasi setelah mendengar kabar tentang warga yang terkena dampak keracunan.
Pada malam pertama, semua ambulans siap beroperasi untuk mengangkut pasien yang kondisinya memburuk. Namun, situasi semakin memprihatinkan pada Rabu (24/9) ketika jumlah pasien melonjak hingga ratusan orang. Wanda mengaku bahwa momen tersebut menjadi yang paling mencekam dalam pengalamannya. Ia terus-menerus bergerak antara Cipongkor dan Rumah Sakit Cililin, bahkan sempat diberhentikan oleh warga di Puskesmas Citalem untuk mengantar pasien yang membutuhkan perawatan darurat. Dalam sehari, ia bisa melakukan pengiriman pasien hingga 15 kali.
Beban fisik dan mental yang dirasakan selama proses evakuasi sangat berat. Di tengah situasi yang tidak stabil, Wanda juga harus membuat keputusan sulit. Ia pernah dipaksa membawa dua pasien sekaligus karena kapasitas ambulans terbatas. Meskipun sudah menyampaikan bahwa kendaraan penuh, ia tetap harus membawa kedua pasien tersebut. Dalam perjalanan, salah satu pasien mengalami panik sehingga infusnya lepas. Akibatnya, Wanda harus berhenti sejenak di jalan untuk memperbaiki kondisi pasien sebelum melanjutkan perjalanan.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Wanda tetap teguh dan tak pernah menyerah. Baginya, menjadi relawan bukan hanya tugas, tetapi juga panggilan jiwa. Ia percaya bahwa keberadaannya di sana adalah bentuk dukungan bagi sesama manusia yang membutuhkan bantuan.
"Ya, saya hanya ingin membantu sesama. Selama masih bisa, saya akan terus berjuang," ujar Wanda dengan penuh keyakinan.
Saat ini, situasi mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Jumlah pasien di Posko Cipongkor semakin berkurang, meskipun masih ada beberapa warga yang harus dirujuk ke rumah sakit. Wanda merasa lega karena kondisi kini lebih tenang dibandingkan beberapa hari sebelumnya.
Kisah Wanda dan para relawan lainnya menjadi contoh nyata dari dedikasi dan kepedulian yang luar biasa. Mereka tidak hanya menangani keadaan darurat, tetapi juga memberikan harapan dan kesempatan bagi para korban untuk pulih. Di balik ratusan cerita warga yang sedang berjuang melawan efek keracunan, kisah para relawan seperti Wanda menunjukkan betapa pentingnya peran serta komitmen dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!