PIS Buka Peluang Bisnis Angkut Karbon Lintas Negara

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Peluang Bisnis Angkutan Karbon yang Menjanjikan

PT Pertamina International Shipping (PIS) kini tengah memperluas bisnisnya dengan mengambil peran dalam pengembangan angkutan karbon. Ini merupakan langkah strategis untuk mendukung implementasi teknologi Carbon Capture and Storage/Carbon Capture Utilisation and Storage (CCS/CCUS). Dengan fokus pada transportasi karbon dioksida (CO2) lintas negara, PIS berupaya menjadi bagian dari rantai pasok global dekarbonisasi.

VP Business Development PIS, Muthia Rizky Neldi menyampaikan bahwa transportasi CO2 antar negara sangat penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Ia menekankan bahwa PIS melihat peluang besar untuk menjadi penghubung strategis antara emitor, operator terminal, dan penyedia penyimpanan karbon. Keunggulan armada dan infrastruktur yang dimiliki oleh PIS membuat perusahaan ini mampu menjadi pemain utama dalam pengangkutan CO2 terlikuidasi (LCO2).

Saat ini, PIS mengoperasikan lebih dari 106 kapal dengan berbagai jenis, termasuk gas carrier, crude carrier, petrochemical carrier, hingga very large gas carrier (VLGC). Sebanyak 65 kapal tersebut telah melayani rute internasional di 63 jalur perdagangan global. Adanya kantor perwakilan di Singapura, Dubai, dan London memberikan dukungan ekstra bagi operasi PIS. Kapabilitas armada ini menjadi dasar untuk memperluas bisnis ke sektor angkutan karbon lintas negara.

PIS akan menyiapkan operasi LCO₂ carriers yang akan mengangkut karbon hasil tangkapan dari sumber emisi industri seperti pembangkit listrik, kilang, atau produksi amonia. Karbon yang diangkut akan didistribusikan ke terminal penerima darat, lalu disalurkan melalui jaringan pipa ke lokasi penyimpanan bawah laut. Hal ini menunjukkan komitmen PIS dalam mendukung keberlanjutan lingkungan melalui inovasi teknologi.

Indonesia memiliki potensi besar dalam penyimpanan karbon, salah satunya adalah Cekungan Sunda Asri yang diperkirakan mampu menampung sekitar 1,1 gigaton CO₂. Dengan posisi geografi yang strategis, PIS optimistis dapat memainkan peran penting dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat CCS/CCUS regional di Asia Tenggara.

Hingga pertengahan 2025, sekitar 50% armada PIS telah dilengkapi fitur SmartShip 2.0 untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pemantauan emisi. Teknologi ini mampu menghemat 324 ton bahan bakar dan 1.021 ton CO₂ hanya dalam satu bulan operasi. Selain itu, teknologi ini juga mendukung perhitungan Carbon Intensity Indicator (CII) secara real-time.

“Penerapan teknologi ini menjadi jembatan penting menuju kesiapan PIS dalam mendukung angkutan karbon. Kami tidak hanya menyiapkan kapal yang andal, tetapi juga sistem digital yang memastikan efisiensi energi dan pengurangan emisi di seluruh rantai pasok,” tambah Muthia. Dengan adanya inovasi dan pengembangan teknologi, PIS siap menjadi pelaku utama dalam industri angkutan karbon yang berkelanjutan.