
Pertemuan Kementerian di Istana untuk Bahas Isu Strategis Pemerintahan
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengundang sejumlah menteri ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 15 September 2025. Pertemuan ini dilakukan dalam rangka membahas isu-isu strategis yang berkaitan dengan pemerintahan, mulai dari ketahanan pangan hingga rencana stimulus ekonomi. Pertemuan ini berlangsung di tengah meningkatnya perhatian pasar terhadap arah kebijakan fiskal yang akan diambil oleh pemerintahan baru.
Beberapa menteri yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain:
- Andi Amran Sulaiman (Menteri Pertanian)
- Purbaya Yudhi Sadewa (Menteri Keuangan)
- Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan)
- Nusron Wahid (Menteri ATR/Kepala BPN)
- Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM)
- Brian Yuliarto (Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi)
- Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian)
- Zulkifli Hasan (Menko Pangan)
- Yassierli (Menteri Ketenagakerjaan)
- Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan)
- Ferry Juliantono (Menteri Koperasi)
Dalam kesempatan ini, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa fokus utama rapat adalah masalah pangan. Ia menegaskan bahwa isu pangan menjadi prioritas utama dalam pembahasan.
Sementara itu, Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, memprediksi bahwa pembahasan juga akan menyentuh topik stimulus ekonomi. Ia menyebut bahwa kebijakan stimulus bisa menjadi salah satu fokus dalam diskusi hari ini.
Raja Juli Antoni, Menteri Kehutanan, mengungkapkan bahwa ia telah menyiapkan beberapa laporan untuk disampaikan kepada Presiden. Menurutnya, persiapan ini dilakukan agar dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi terkini di bawah kementeriannya.
Yassierli, Menteri Ketenagakerjaan, menyampaikan bahwa ia akan menjelaskan capaian kerja serta rencana kebijakan terkait tenaga kerja. Namun, ia enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai stimulus ekonomi untuk pekerja, menyerahkan hal tersebut kepada Menteri Koordinator Perekonomian.
Selain itu, Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, dan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, juga hadir dalam pertemuan tersebut. Zulhas menyampaikan informasi terkait bantuan pangan yang akan diberikan kepada masyarakat kurang mampu. Ia menjelaskan bahwa bantuan pangan akan diberikan selama dua bulan, dengan total sekitar 364 ribu ton.
Pertemuan ini berlangsung di tengah perhatian pasar modal terhadap arah kebijakan fiskal pemerintahan baru. Setelah pelantikan Menteri Keuangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami penurunan. Namun, setelah beberapa hari, IHSG kembali pulih dan menguat.
Indeks utama ini ditutup di level 7.909,64, dengan kenaikan signifikan sebesar 55,58 poin atau 0,71%. Selain itu, Indeks LQ45 juga mengalami penguatan, naik 0,43% ke level 808,23.
Meski demikian, kritik publik terhadap kebijakan stimulus masih muncul. Beberapa pengamat menilai bahwa janji stimulus tanpa kepastian implementasi bisa menurunkan kepercayaan investor. Purbaya sendiri menyatakan optimisme bahwa kebijakan yang dirumuskan mampu memperbaiki ekonomi.
Investor menunggu kepastian mengenai siapa yang akan menjadi sasaran stimulus, kapan program dijalankan, serta bagaimana dampaknya terhadap inflasi, utang, dan ruang fiskal pemerintah.
Dengan isu pangan dan stimulus ekonomi yang sama-sama mengemuka, pertemuan di Istana hari ini menandai fokus utama pemerintahan Prabowo, yaitu menjaga ketahanan pangan sekaligus memperkuat daya tahan ekonomi nasional. Jika kebijakan fiskal yang dirumuskan mampu memberi kepastian pasar sekaligus melindungi masyarakat, stimulus yang tengah dibahas bisa menjadi kunci pemulihan ekonomi dan mengembalikan optimisme di lantai bursa.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!