
Emas Kembali Terkoreksi, Namun Masih Menunjukkan Performa Positif
Harga emas yang sebelumnya mencetak rekor tinggi beberapa hari lalu kini mengalami penurunan. Pada Rabu, 24 September 2025, harga emas di pasar spot ditutup pada level US$ 3.741,5 per troy ons, turun sebesar 0,6% dibandingkan dengan harga sehari sebelumnya. Penurunan ini terjadi hanya sehari setelah emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 3.764,2 per troy ons pada 23 September.
Meski mengalami koreksi, emas masih menunjukkan kinerja positif dalam jangka waktu yang lebih panjang. Dalam seminggu terakhir, harga emas naik sebesar 2,21%, sedangkan dalam sebulan terakhir, kenaikan mencapai 11,11%. Jika dilihat dari awal tahun hingga saat ini (year-to-date), harga emas telah melonjak sebesar 40,83%. Lonjakan tersebut membuat emas rentan terhadap aksi ambil untung, yang berdampak pada meningkatnya tekanan jual.
Analisis Teknis: Tren Koreksi atau Kenaikan Lagi?
Dari perspektif analisis teknis dengan kerangka waktu harian, emas masih berada dalam zona bullish. Hal ini dapat dilihat dari Indeks Relative Strength (RSI) yang berada di level 74. Angka RSI di atas 70 menunjukkan tren bullish yang kuat, namun juga memberi sinyal bahwa pasar sedang dalam kondisi jenuh beli (overbought).
Di sisi lain, indikator Stochastic RSI berada di level 36, yang menunjukkan adanya tekanan jual yang cukup dominan. Kondisi ini memperkuat kemungkinan harga emas akan terkoreksi dalam jangka pendek.
Beberapa target support yang penting untuk diperhatikan adalah: - Support terdekat: US$ 3.725 per troy ons (Moving Average/MA-5) - Target berikutnya: US$ 3.694 per troy ons (MA-10) - Support paling pesimistis: US$ 3.683 per troy ons
Sementara itu, pivot point harga emas berada di level US$ 3.764 per troy ons. Jika mampu bertahan di atas level tersebut, emas berpeluang untuk menguji resisten di kisaran US$ 3.781–3.805 per troy ons. Target optimistis bagi harga emas adalah US$ 3.846 per troy ons.
Strategi Investasi untuk Investor Pemula
Kenaikan harga emas yang mendekati rekor tertinggi menarik perhatian banyak investor pemula. Namun, penting untuk dipahami bahwa membeli emas saat berada di puncak harga memiliki risiko yang lebih tinggi. Harga bisa saja terkoreksi jika sentimen pasar berubah, misalnya jika The Fed menunda rencana pemangkasan suku bunga.
Bagi investor pemula, berikut beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan:
- Jangan terburu-buru membeli dalam jumlah besar. Lebih baik masuk secara bertahap menggunakan metode dollar cost averaging agar risiko fluktuasi harga dapat diminimalkan.
- Tetapkan tujuan investasi. Jika tujuan investasi jangka panjang (di atas 3–5 tahun), emas tetap menjadi pilihan yang menarik karena berfungsi sebagai pelindung nilai terhadap inflasi.
- Perhatikan diversifikasi. Jangan hanya mengandalkan emas. Sisihkan dana investasi untuk instrumen lain seperti obligasi atau reksa dana pasar uang.
- Pahami risiko koreksi. Meskipun tren jangka panjang emas cenderung naik, harga bisa turun dalam jangka pendek. Investor pemula harus siap dengan volatilitas pasar.
Dengan strategi yang hati-hati dan pengelolaan risiko yang baik, emas tetap bisa menjadi aset yang aman di tengah ketidakpastian global. Namun, tidak ada investasi yang sepenuhnya bebas risiko.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!