Proyek Baru Topang Harum Energy (HRUM), Rekomendasi Sahamnya

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Laba HRUM Mengalami Penurunan pada Kuartal II-2025, Namun Prediksi Pemulihan Tercatat

Laba PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengalami penurunan pada kuartal kedua tahun 2025. Namun, berdasarkan analisis dari para ahli di sektor keuangan, kuartal keempat tahun ini diperkirakan menjadi titik balik bagi perusahaan tersebut.

Dalam laporan keuangannya, laba bersih HRUM turun sebesar 61% secara tahunan (YoY) menjadi US$ 24 juta. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata (ASP) batubara yang mencapai 13,7% secara kuartalan (QoQ). Meskipun demikian, terdapat pertumbuhan kuartalan sebesar 334,3% QoQ, yang dipengaruhi oleh tidak adanya beban penurunan nilai sebesar US$ 13,7 juta dari divestasi Nickel Mines Limited di kuartal pertama tahun 2025.

Meski kinerja keuangan pada semester pertama tahun 2025 tergolong lemah, analis UOB Kay Hian Sekuritas, Benyamin Mikael, menilai bahwa laba HRUM di semester kedua tahun ini bisa pulih. Margin juga diperkirakan akan meningkat sedikit.

Penguatan ini didorong oleh kenaikan ASP batubara dan biaya nikel yang lebih rendah dari penjualan awal PT Position (mulai Juli 2025) ke smelter NPI dan nickel matte HRUM. Selain itu, produksi batubara kemungkinan akan lebih rendah di semester kedua tahun 2025 karena separuh pertama tahun ini telah mencapai 54% kuota tahunan.

Menurut Benyamin, laba bersih HRUM di tahun 2025 diperkirakan mencapai US$ 60 juta dengan laba semester kedua sekitar US$ 30,4 juta, atau naik sebesar 2,3% dibandingkan semester pertama tahun 2025.

Penjualan Bijih Nikel sebagai Penopang Kinerja HRUM

Analisis dari Indo Premier Sekuritas, Ryan Winipta, dalam risetnya tanggal 22 September 2025, menyebutkan bahwa penjualan bijih nikel dari PT Position akan menjadi penopang utama kinerja HRUM pada kuartal keempat tahun 2025.

Karena seluruh penjualan bijih nikel PT Position digunakan untuk smelter internal, tidak ada pendapatan yang dicatatkan secara konsolidasi. Dampaknya, penjualan bijih akan tercermin sebagai penghematan biaya tunai pada NPI/matte, sekitar US$ 350/ton di kuartal keempat tahun 2025.

Jika 100% bijih nikel dapat dikirim dan digunakan tepat waktu, penghematan biaya bisa mencapai sekitar US$ 1.000/ton. Proyek Blue Sparking Energy (BSE) HPAL yang dijadwalkan mulai beroperasi pada kuartal pertama tahun 2026 juga akan memberikan kontribusi signifikan. Proyek ini akan memproduksi mixed hydroxide precipitate (MHP) dan kobalt dengan kapasitas terpasang sebesar 67.000 ton MHP dan 7.500 ton kobalt.

Progres Proyek BSE dan Prediksi Kontribusi EBIT

Benyamin melanjutkan bahwa proyek BSE saat ini sudah mencapai 85% selesai per semester pertama tahun 2025, dengan seluruh peralatan utama terpasang. Fokus saat ini adalah penyelesaian konstruksi fasilitas utama.

Dengan beroperasinya BSE, Benyamin memperkirakan kontribusi EBIT nikel akan meningkat signifikan dari 16,9% pada tahun 2024 menjadi 90,4% pada tahun 2027. Hal ini sejalan dengan kenaikan produksi nikel dan penurunan produksi batubara.

Rekomendasi Saham HRUM

Berdasarkan analisis ini, Benyamin merekomendasikan pembelian saham HRUM dengan target harga Rp 1.260 per saham. Sementara itu, Ryan juga merekomendasikan pembelian saham HRUM dengan target harga Rp 1.150 per saham, yang lebih tinggi dari sebelumnya di Rp 1.050 per saham.