Hari Ketiga Listing BEI, Saham EMAS Merosot 11,26%

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Saham EMAS Terperosok, Namun Masih Berada di Zona Hijau

Setelah hanya berjalan selama tiga hari di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham dari emiten baru PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) mengalami penurunan signifikan pada perdagangan hari ini, Kamis (25/9/2025). Penurunan ini membuat saham EMAS masuk ke wilayah merah.

Berdasarkan data yang dirilis oleh BEI, harga saham EMAS turun sebanyak 410 poin atau 11,26% menjadi Rp3.230 per saham pada pukul 14.40 WIB. Selama sesi perdagangan hari ini, harga saham EMAS bergerak antara Rp3.100 hingga Rp3.550 per saham. Meskipun mengalami penurunan, saham EMAS masih menunjukkan kenaikan positif sebesar 12,15% dibandingkan harga IPO yang ditetapkan sebesar Rp2.880 per saham.

Merdeka Gold Resources resmi melantai di BEI pada 23 September 2025. Pada hari pertamanya, saham EMAS melonjak sebesar 25% dan mencapai posisi Rp3.600, yang merupakan harga auto reject atas (ARA). Penguatan terus berlanjut pada Rabu (24/9/2025), dengan kenaikan sebesar 1,11% menjadi Rp3.640. Hanya satu kali saham EMAS mengalami ARA setelah resmi melantai di pasar modal.

Dari sisi proyek dan rencana bisnis, analis Trimegah Sekuritas, Alpinus Dewangga, menyampaikan bahwa prospek EMAS didukung oleh rencana produksi tambang emas Pani di Gorontalo yang akan dimulai pada kuartal I/2026. Proyek ini memiliki sumber daya sebesar 292,4 juta ton atau setara 7 juta ons emas dan cadangan sebesar 77,5 juta ton atau 1,9 juta ons emas hingga akhir 2024.

Dewangga menjelaskan bahwa asumsi harga emas dalam perhitungan tersebut adalah US$1.650 per ons, namun saat ini harga emas berada di atas US$3.600 per ons. Hal ini memberi peluang untuk meningkatkan sumber daya dan mempercepat konversi sumber daya menjadi cadangan.

Proyek Pani mencakup Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) milik PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) dan Kontrak Karya milik PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM) dengan kepemilikan efektif 99,99% di keduanya. EMAS akan menggunakan dua pendekatan pengolahan bijih emas, yaitu heap leach (HL) dan carbon in leach (CIL), yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan sumber daya secara efisien.

Produksi emas diperkirakan akan mulai pada kuartal I/2026 setelah pabrik HL selesai dibangun. Pabrik ini diproyeksikan menghasilkan 79.000 ons emas pada 2026 dan akan mencapai puncaknya sekitar 500.000 ons pada 2033.

Dari sisi kinerja finansial, Trimegah Sekuritas memprediksi pendapatan EMAS akan meningkat menjadi US$293 juta pada 2026 dan naik menjadi US$381 juta pada tahun berikutnya. Kenaikan ini seiring dengan peningkatan output emas perusahaan.

Dewangga juga menyampaikan bahwa Trimegah Sekuritas memulai cakupan atas EMAS dengan target harga Rp5.800 per saham. Valuasi dilakukan menggunakan metode discounted cash flow (DCF) dengan umur tambang selama 16 tahun dari 2026 hingga 2041 dan menerapkan WACC nominal sebesar 9,6%.