
Rupiah Mengalami Tekanan di Pasar Hari Ini
Rupiah mengalami tekanan pada perdagangan hari ini. Pada sesi penutupan, rupiah spot mengalami pelemahan sebesar 0,55% menjadi Rp 16.527 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, berdasarkan data Jisdor BI, rupiah ditutup di level Rp 16.498 per dolar AS, turun 0,41% dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah terjadi karena kenaikan nilai dolar AS. Hal ini disebabkan oleh persepsi pasar yang menganggap bahwa bank sentral AS masih bersikap hati-hati dalam menentukan kebijakan moneter. Sehingga, laju pemotongan suku bunga di masa depan tidak akan dilakukan secara agresif.
Menurut Josua, imbal hasil AS hanya sedikit mengalami penurunan, sehingga daya tarik aset dolar tetap tinggi. Hal ini memengaruhi arah pergerakan mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Perkembangan Pasar dan Kebijakan BI
Di saat yang sama, pasar masih mencerna keputusan Bank Indonesia (BI) dalam menurunkan suku bunga. Menurut Josua, hal ini menyebabkan selisih imbal hasil antara rupiah dan dolar semakin sempit. Akibatnya, investor cenderung memperkuat posisi lindung nilai pada perdagangan malam waktu AS ketika likuiditas pasar sedang tipis.
Secara regional, mata uang Asia juga mengalami pelemahan. Hal ini dipengaruhi oleh nada kebijakan yang lebih longgar di kawasan tersebut. Sehingga, tekanan terhadap mata uang negara-negara Asia terjadi secara serempak.
Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Jumat
Untuk perdagangan Jumat (19/9/2025), Josua memprediksi bahwa pergerakan rupiah akan terus dipengaruhi oleh arah dolar AS global pasca pernyataan dari pejabat The Fed. Selain itu, pergerakan imbal hasil US Treasury juga akan menjadi faktor penting.
Selain itu, arah bursa regional dan harga komoditas akan menjadi sentimen bagi rupiah. Penguatan saham Asia dan komoditas biasanya meningkatkan selera risiko terhadap aset rupiah.
Faktor Domestik yang Mempengaruhi Rupiah
Dari sisi domestik, rupiah akan digerakkan oleh respons pasar terhadap kebijakan pemangkasan suku bunga BI. Terutama apakah arus masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) akan berlanjut atau justru investor jangka pendek menutup posisi mereka.
Berdasarkan analisisnya, Josua memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.450 hingga Rp 16.575 per dolar AS pada perdagangan Jumat. Prediksi ini didasarkan pada berbagai faktor eksternal dan internal yang saling terkait dalam dinamika pasar keuangan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!