Sampah Jadi Masalah, Ritase Pembuangan ke TPA Sedang Dievaluasi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Sampah Jadi Masalah, Ritase Pembuangan ke TPA Sedang Dievaluasi

Penanganan Sampah di Kota Bandung yang Masih Menjadi Tantangan

Kota Bandung, yang telah berusia 215 tahun, masih menghadapi masalah sampah yang terus berlanjut. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, memberikan pernyataan terkait kondisi ini. Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, produksi sampah mencapai rata-rata 1.496 ton per hari atau sekitar 262 rit. Namun, hanya 140 rit atau sekitar 799 ton yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

Dengan demikian, total sampah yang tidak terbuang mencapai 697 ton per hari. Meski begitu, Pemerintah Kota Bandung berhasil mengolah sampah sebanyak 331 ton per hari. Artinya, masih ada 366 ton sampah yang belum tertangani.

Farhan menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang memasuki tahapan evaluasi dari pemerintah provinsi terkait jumlah ritase yang masuk ke TPA Sarimukti. Ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas pengolahan sampah agar dapat mencapai target yang lebih tinggi.

Saat ini, Pemkot Bandung mampu memilah, mengolah, memanfaatkan, dan memusnahkan sampah sebanyak 150 ton per hari atau sekitar 10 persen dari total produksi. Untuk meningkatkan efisiensi, pihaknya berencana mempercepat proses hingga akhir tahun mendapatkan capaian 20 persen. Dengan peningkatan ini, jumlah ritase yang masuk ke TPA akan jauh berkurang.

Selain itu, pihaknya juga mengharapkan adanya akselerasi dalam program Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan (Kang Pisman). Program ini diterapkan melalui Siskamling Siaga Bencana. Farhan menyampaikan bahwa jumlah RW yang aktif dalam program ini berkurang dari 400 menjadi 300. Oleh karena itu, pihaknya akan mempercepat pelaksanaan program tersebut.

Pemerintah Kota Bandung juga berkomitmen untuk mengoptimalkan Kawasan Bebas Sampah (KBS). Sebelumnya, KBS mampu mengolah minimal 30 persen sampah di dalamnya. Namun, saat ini capaian tersebut sudah berada di bawah 30 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya peningkatan upaya dalam menjaga kualitas lingkungan di kawasan-kawasan tersebut.

Beberapa langkah strategis sedang dilakukan untuk menangani masalah sampah yang kompleks. Dengan kombinasi antara pengelolaan sampah yang lebih baik, peningkatan kesadaran masyarakat, dan optimalisasi program-program yang ada, diharapkan bisa memberikan solusi jangka panjang bagi Kota Bandung.

Masalah sampah bukanlah hal mudah untuk diatasi. Namun, dengan komitmen dan kerja sama yang kuat dari seluruh pihak, diharapkan Kota Bandung bisa menjadi contoh dalam pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan.