
Aksi Korporasi DSSA dengan Penerbitan Surat Utang Rp 1,5 Triliun
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), salah satu emiten dari Grup Sinar Mas, kembali melakukan aksi korporasi. Kali ini, perusahaan akan menerbitkan surat utang senilai Rp 1,5 triliun. Surat utang tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu Obligasi Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap IV Tahun 2025 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap IV Tahun 2025.
Obligasi yang diterbitkan sebesar Rp 256,70 miliar dan Sukuk Mudharabah sebesar Rp 1,24 triliun. Dana hasil penerbitan ini akan dialokasikan untuk berbagai kebutuhan perusahaan, termasuk pembayaran bunga obligasi lama dan pengembangan bisnis baru.
Manajemen DSSA menyebutkan bahwa sekitar 20,36% atau sebesar Rp 52,26 miliar dari dana penerbitan obligasi akan digunakan untuk pembayaran bunga ke-4 hingga ke-6 Obligasi Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap III Tahun 2024 Seri B. Selain itu, sekitar 35,54% atau sebesar Rp 91,23 miliar akan digunakan untuk pembayaran bunga ke-4 hingga ke-6 Obligasi Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap III Tahun 2024 Seri C. Sisanya akan digunakan untuk pembayaran sebagian bunga pinjaman bank.
Sementara itu, dana sekitar 16,02% atau sebesar Rp 199,17 miliar dari penerbitan sukuk mudharabah akan dipakai untuk kegiatan usaha DSSA menggantikan dana yang bersumber dari utang perusahaan, melalui pembayaran utang pokok Obligasi Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap III Tahun 2024 Seri A. Sebagian lainnya akan digunakan untuk kegiatan usaha DSSA menggantikan dana yang bersumber dari pembiayaan yang diperoleh perusahaan, melalui pembayaran seluruh dana (ra’s al-mal) Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap III Tahun 2024 Seri A.
Sebanyak 30,96% dana hasil penerbitan sukuk mudharabah akan digunakan DSSA untuk membayar sebagian pokok pinjaman bank yang telah digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal. Sisanya akan digunakan untuk ekspansi bisnis yang berfokus pada pengembangan pusat data (data center) SSDP, yang akan disalurkan melalui pemberian pembiayaan yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah kepada SSDP secara langsung dari perusahaan.
Analisis dari KISI
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menilai bahwa penerbitan surat utang ini akan memberi dampak positif bagi DSSA. Struktur keuangan perusahaan akan lebih sehat, dan profil jatuh tempo utang menjadi lebih panjang. Selain itu, beban bunga yang lebih ringan juga menjadi keuntungan karena suku bunga acuan saat ini sedang turun.
Wafi juga menilai alokasi dana sukuk mudharabah untuk ekspansi di sektor data center menunjukkan keseriusan DSSA dalam melakukan diversifikasi bisnis di luar pertambangan batubara. Langkah ini sejalan dengan strategi Grup Sinar Mas yang ingin memperkuat posisi di sektor digital dan infrastruktur.
Meski prospek kinerja DSSA masih menantang akibat fluktuasi harga batubara, diversifikasi ke sektor energi terbarukan, telekomunikasi, dan data center bisa menjadi game changer. Keberhasilan ini sangat bergantung pada kemampuan DSSA memonetisasi bisnis barunya serta menjaga arus kas di tengah kebutuhan capital expenditure (capex) yang besar.
Jika proses ini berjalan lancar, DSSA memiliki peluang untuk berubah narasi dari pemain batubara menjadi pemain infrastruktur digital. Meski belum menetapkan target harga saham, Wafi menilai valuasi saham DSSA sudah cukup mahal. Namun, bagi investor yang ingin membayar harga premium untuk potensi pertumbuhan di sektor data center dan teknologi, saham DSSA direkomendasikan untuk dibeli saat ada koreksi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!