
Peran Generasi Z dalam Mengembangkan Ekonomi Biru Indonesia
Di tengah perubahan global yang semakin pesat, khususnya dalam sektor maritim, penting bagi generasi muda untuk memainkan peran aktif dalam menjaga dan mengembangkan ekosistem laut. Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar bekerja sama dengan Forum Maritim Bali dalam upaya membangun kesadaran Gen Z akan tanggung jawab mereka dalam menjaga sumber daya kelautan dan pesisir secara berkelanjutan.
Kolonel (P) Cokorda G.P Pemayun, Danlanal Denpasar, menyampaikan bahwa generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 memiliki potensi besar dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut. Ia mengajak para mahasiswa Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sumber daya laut dan pesisir. Dalam diskusi di FKP UNUD, Jimbaran, Badung, Bali, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan dan lembaga pemerintah dalam program KKN (Kuliah Kerja Nyata) sebagai bagian dari upaya membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Danlanal juga menyampaikan bahwa Gen Z harus siap untuk menjaga kesehatan laut dan memastikan penggunaan sumber daya alam secara bertanggung jawab. "Laut harus dimanfaatkan dengan baik, sedangkan daratan harus dijaga bukan dieksploitasi," ujarnya. Hal ini menjadi dasar dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, Danlanal juga berbagi pengalaman saat berkunjung ke wilayah Filipina, di mana negara tersebut sangat bergantung pada sumber daya laut Indonesia. Ia menyoroti kasus pencurian ikan yang sempat terjadi, yang akhirnya ditindak tegas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan periode Susi Pudjiastuti. Pengalaman ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya pengawasan dan perlindungan sumber daya laut.
Bali sendiri dikenal sebagai salah satu daerah penghasil tuna terbesar di Indonesia, khususnya di Laut Selatan Lintang 20. Meskipun penggunaan wisata dan perikanan di Bali sudah saling berdampingan, masih ada isu yang perlu diperhatikan. Misalnya, aktivitas water sport yang sering kali melanggar batas area yang diperbolehkan. Jika tidak diatur dengan baik, hal ini bisa mengancam keamanan dan reputasi pariwisata Bali di tingkat internasional.
Edukasi dan Peran Masyarakat Pesisir
Ketua Forum Maritim Bali, Ketut Adil Darme Yase, menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat pesisir, terutama anak-anak usia SD hingga SMP. Menurutnya, pemahaman awal tentang manajemen keuangan dan pengelolaan lingkungan laut dapat memberikan dampak besar di masa depan.
Ia menyebutkan bahwa banyak nelayan di Bali cenderung boros dalam penggunaan hasil tangkapan. Misalnya, dalam waktu 4 jam melaut, nelayan bisa mendapatkan Rp 4-8 juta, namun uang tersebut sering habis hanya dalam dua hari. Budaya seperti ini perlu dibenahi agar masyarakat pesisir mampu mengelola keuangan secara lebih bijak.
Selain itu, Ketut juga bercerita tentang pengalamannya membina 400 nelayan. Meskipun telah disediakan perlengkapan yang cukup, beberapa dari mereka justru melakukan transaksi gelap di tengah laut. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi dan pengawasan perlu dilakukan secara intensif.
Forum Maritim Bali berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya menjaga lingkungan laut. Edukasi bisa dimulai dari hal-hal sederhana seperti gemar mengonsumsi ikan dan membuang sampah secara benar. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan mampu menciptakan kesadaran kolektif dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut di Bali.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!