Tol Getaci Sentuh 37 Desa Garut: Era Baru Infrastruktur dan Ekonomi Priangan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Proyek Tol Getaci: Harapan dan Tantangan di Kabupaten Garut

Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap (Getaci) menjadi salah satu proyek infrastruktur yang menarik perhatian masyarakat. Proyek sepanjang 206,65 km ini digadang-gadang sebagai tol terpanjang di Indonesia. Dari total panjangnya, sekitar 171,40 km akan melintasi Jawa Barat, termasuk wilayah Kabupaten Garut, sementara sisanya sepanjang 35,25 km berada di Jawa Tengah.

Keberadaan tol ini tidak hanya memberikan akses jalan bebas hambatan, tetapi juga diharapkan memberikan dampak besar terhadap tata ruang, ekonomi, dan sosial masyarakat. Di Kabupaten Garut, sebanyak 37 desa dari 7 kecamatan akan masuk dalam jalur pembangunan. Desa-desa tersebut tersebar di Kecamatan Kadungora, Leles, Leuwigoong, Banyuresmi, Karangpawitan, Garut Kota, hingga Cilawu.

Beberapa desa terkenal seperti Hegarsari, Mandalasari, Sukarame, Margawati, dan Dayeuhmanggung juga masuk dalam daftar wilayah yang terdampak. Menurut informasi dari mantan Bupati Garut, Rudy Gunawan, kabupaten ini akan memiliki dua gerbang tol strategis, yaitu di Banyuresmi dan Cilawu. Keberadaan gerbang tol ini diharapkan menjadi pintu baru bagi pertumbuhan kawasan, mempermudah distribusi barang, serta mempercepat arus wisatawan.

Tantangan dalam Pembangunan

Meski progres pembangunan sudah mencapai sekitar 52 persen, masih ada beberapa tantangan yang menghambat kelancaran proyek ini. Salah satunya adalah anggaran yang berasal dari Integrated Lands Administration and Spatial (ILAS). Proses pembebasan lahan menjadi faktor penting agar proyek dapat terus berjalan. Sebagian warga yang memiliki lahan sudah menerima Uang Ganti Rugi (UGR), namun prosesnya masih berlangsung.

Selain itu, koordinasi antara pemerintah daerah dan pihak terkait juga menjadi hal yang penting. Perlu adanya komunikasi yang baik antara pihak pengembang dengan masyarakat setempat agar tidak terjadi konflik atau penundaan dalam pelaksanaan proyek.

Harapan Masyarakat

Bagi masyarakat Garut, Tol Getaci menjadi harapan baru untuk meningkatkan kualitas hidup. Waktu tempuh dari Bandung ke Garut hingga Pangandaran bisa dipangkas secara drastis. Selain itu, dampak ekonomi yang diharapkan sangat luas, mulai dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pariwisata, hingga perhotelan.

Dengan dua pintu keluar di Banyuresmi dan Cilawu, peluang terbukanya kawasan bisnis baru semakin nyata. Masyarakat berharap bahwa kehadiran tol ini dapat membuka peluang kerja, meningkatkan pendapatan, serta mempercepat perkembangan ekonomi di wilayah Garut.

Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Jika semua kendala dapat diselesaikan, Tol Getaci bukan hanya sekadar jalur transportasi, melainkan simbol perubahan besar yang akan membawa Garut menuju era konektivitas dan pembangunan yang lebih modern. Proyek ini diharapkan dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dengan pengembangan infrastruktur yang tepat, Garut dapat menjadi bagian dari kawasan yang lebih terhubung dan dinamis. Proyek Tol Getaci diharapkan menjadi fondasi awal bagi pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.