
Jakarta sebagai Kota Global yang Berakar Budaya Betawi
Visi Jakarta yang diarahkan menjadi kota global berbasis budaya Betawi menawarkan peluang besar dalam pengembangan ekonomi dan pariwisata. Badan Musyawarah (Bamus) Betawi menyambut baik momentum ini, dengan menilai bahwa sektor perhotelan dan industri pariwisata harus terlibat aktif dalam memperkenalkan budaya Betawi sebagai identitas utama kota.
Tokoh Betawi Munir Arsyad mengungkapkan bahwa hotel-hotel dapat menjadi mitra strategis dalam promosi budaya maupun komersial. Ia menekankan pentingnya menjaga akar budaya Jakarta dalam transformasinya menuju kota global. Keterlibatan pelaku budaya Betawi, seperti pengrajin, seniman, hingga pelaku usaha kuliner, harus diperkuat untuk menjaga keberlanjutan budaya tersebut.
Selain itu, Munir menyarankan agar hotel menyelenggarakan acara khusus yang menampilkan kuliner Betawi atau bazar makanan khas. Hal ini akan membantu lebih banyak orang mengenal kekayaan kuliner Betawi. Selain kuliner, pertunjukan seperti Lenong, Gambang Kromong, dan Tari Betawi juga bisa menjadi daya tarik wisata unik yang patut dipertimbangkan.
Munir juga mengusulkan kerja sama antara hotel dan seniman Betawi dalam mendekorasi ruang dengan ornamen atau seni ukir khas Betawi. Bahkan, ia mendorong hotel untuk menjadi tuan rumah rutin bagi gelaran seni budaya Betawi. Selain itu, paket wisata budaya Betawi bisa disediakan, mencakup tur ke kawasan Betawi tradisional, wisata kuliner, serta kunjungan ke pusat kerajinan atau tempat-tempat bersejarah yang terkait dengan Betawi.
Jakarta Masih Jadi Ibu Kota Negara
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa Jakarta masih tetap menjadi ibu kota negara meskipun Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur sebagai ibu kota politik Indonesia mulai 2028. Penetapan ini tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2025 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2025 yang diundangkan pada 30 Juni 2025.
Pramono menjelaskan bahwa lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif kemungkinan besar akan beroperasi di IKN pada tahun 2028. Namun, Jakarta tetap menjadi pusat aktivitas bisnis dan menjalankan sebagian besar administrasi pemerintahan. Ia menegaskan bahwa transformasi pemindahan pemerintahan tidak akan dilakukan secara keseluruhan pada 2028.
Identitas Betawi sebagai Penguat Jakarta Global
Sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024, Jakarta tetap ditetapkan sebagai ibu kota sekaligus diarahkan menjadi kota global yang inklusif dengan budaya Betawi sebagai identitas utama. Pramono menegaskan bahwa simbol-simbol Betawi akan ditempatkan di billboard, batas kecamatan, dan batas kota sesuai undang-undang.
Meski demikian, ia menekankan bahwa penguatan identitas Betawi tidak akan mengurangi karakter multikultural Jakarta yang sudah menjadi ciri khas kota metropolitan. Jakarta tetap akan menjadi kota yang menggabungkan antara modernitas dan kekayaan budaya lokal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!