Agus Samijaya Kukuhkan Doktor di Unud, Fokus pada Kapitalisasi Tanah dan Nasib Petani

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pengacara Bali Meraih Gelar Doktor dengan Disertasi tentang Reforma Agraria

Agus Samijaya, seorang pengacara ternama asal Pasundan yang kini tinggal dan berkarya di Bali, berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu hukum dari Universitas Udayana (Unud). Proses penyelesaian disertasinya memakan waktu selama empat tahun satu bulan dengan IPK mencapai 3,91. Disertasi ini mengangkat isu penting terkait kapitalisasi tanah dan reforma agraria yang dinilai sebagai ancaman serius bagi kesejahteraan rakyat.

Disertasi berjudul “Rekonseptualisasi Badan Bank Tanah Dalam Mewujudkan Reforma Agraria Untuk Kesejahteraan Rakyat” menawarkan solusi untuk masalah yang muncul akibat tekanan global dan kebijakan nasional. Agus Samijaya menekankan bahwa Bank Tanah perlu bekerja sama dengan agenda reforma agraria, yang bertujuan untuk mendistribusikan tanah kepada petani dan masyarakat miskin. Menurutnya, hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan.

Isu Kapitalisasi Tanah yang Mengancam

Menurut Agus Samijaya, isu kapitalisasi tanah telah menjadi tantangan nyata di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini terjadi karena tekanan struktural dari negara-negara besar yang membuat Indonesia harus menjalani aturan-aturan organisasi internasional seperti World Trade Organization dan World Bank. Ia menilai, kebijakan yang diterapkan saat ini sering kali tidak mempertimbangkan kepentingan rakyat secara menyeluruh.

Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 27 juta jiwa masyarakat miskin yang merupakan petani. Mereka tinggal di daerah pedesaan dan sangat bergantung pada hasil pertanian. Jika Bank Tanah dapat bersinergi dengan reforma agraria, maka kesejahteraan mereka bisa meningkat. Selain itu, sistem pangan nasional akan lebih stabil.

Konteks Bali dan Risiko Investasi

Dalam konteks Bali, Agus Samijaya menyoroti risiko investasi yang tidak terkontrol. Sektor pariwisata yang dominan di Bali Selatan membuat ekonomi sangat rentan. Hal ini terlihat jelas saat pandemi Covid-19 melanda. Ia menyarankan agar regulasi pemerintah daerah lebih berpihak pada sektor pertanian, bukan hanya pariwisata, agar tercipta diversifikasi ekonomi.

Selain itu, ia juga membahas bencana banjir yang sering terjadi di Denpasar. Menurutnya, hal ini bisa disebabkan oleh berkurangnya lahan resapan air akibat perubahan fungsi lahan pertanian dan hutan menjadi beton. Ini menunjukkan pentingnya perlindungan lingkungan dan pengelolaan lahan yang lebih baik.

Masalah Struktural di Sektor Pertanian

Agus Samijaya menyoroti beberapa masalah struktural yang menghambat kemajuan sektor pertanian. Salah satunya adalah ketergantungan petani pada ijon dan tengkulak. Sementara itu, sektor perbankan masih lemah dalam memberikan dukungan kepada petani. Ia menilai, ini adalah masalah yang perlu segera diatasi.

Selain itu, ia mengkritik kebijakan yang cenderung mengabaikan sektor pertanian. Menurutnya, Indonesia perlu lebih bijak dalam mengatur investasi ke depan. Investasi harus diarahkan ke bidang pertanian secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir. Hal ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Peran Bank Tanah dan Sistem Subak Bali

Agus Samijaya juga menyentil kegagalan sistem perbankan dalam mendukung sektor pertanian. Petani sering kesulitan mendapatkan akses modal, sehingga terpaksa mengandalkan rentenir dan tengkulak. Hal ini membuat mereka terperangkap dalam siklus sulit. Ia menekankan bahwa negara harus hadir untuk memberikan solusi jangka panjang.

Di sisi lain, ia juga menyoroti keunikan Bali, khususnya sistem subak yang sudah ada sejak lama. Sistem ini merupakan bagian dari hak masyarakat adat dan ulayat. Namun, proses investasi yang tidak terkontrol bisa mengancam keberadaan sistem tersebut. Ia memperingatkan agar tidak sampai sistem subak yang begitu agung mati akibat perizinan dan tata ruang yang tidak terkendali.

Dengan disertasi ini, Agus Samijaya berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya membangun kesejahteraan masyarakat melalui reforma agraria dan perlindungan hak-hak petani.