
Dampak Topan Super Ragasa di Wilayah Asia Tenggara
Topan Super Ragasa yang menerjang Taiwan menimbulkan dampak besar, dengan 14 orang meninggal dunia dan 33 orang masih dalam kondisi hilang. Badai ini membawa hujan deras ke wilayah Hualien, yang menyebabkan danau penghalang di pegunungan meluap dan mengakibatkan gelombang air menghancurkan kota kecil Guangfu.
Selain Taiwan, topan ini juga menghantam beberapa negara lain seperti Hong Kong, Cina, dan Filipina. Di provinsi Guangdong, Cina, lebih dari satu juta penduduk dievakuasi akibat ancaman topan ini. Pemerintah setempat mengumumkan status darurat level tertinggi saat badai semakin mendekat.
Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan bahwa semua Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah terkena dampak topan, yaitu Guangdong, Hong Kong, Taiwan, Macau, dan Manila, Filipina, saat ini dalam kondisi aman. Tidak ada laporan tentang korban WNI akibat badai ini.
Direktur Pelindungan WNI, Judha Nugraha, menyampaikan pernyataan resmi di Jakarta, Rabu (24/9), bahwa tidak ada laporan WNI yang menjadi korban topan. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong, Kantor Diplomasi dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Kedutaan Besar RI Manila, dan KJRI Guangzhou telah berkoordinasi dengan otoritas setempat serta komunitas WNI, terutama di wilayah yang terdampak topan.
Apa Itu Topan Super Ragasa?
Topan Super Ragasa adalah siklon tropis yang mencapai tingkat super topan di kawasan barat Pasifik pada tahun 2025. Kecepatan angin maksimumnya melebihi 145 knot atau sekitar 270 kilometer per jam saat mencapai puncak intensitasnya. Ragasa dikenal sebagai badai tropis terkuat di wilayah barat Pasifik atau Asia Timur pada tahun ini.
Badai ini bermula sebagai gangguan cuaca di Laut Filipina atau wilayah timur Filipina. Gangguan tersebut menguat seiring angin yang bergerak ke barat laut menuju perairan hangat. Lingkungan yang kondusif seperti suhu laut tinggi, kelembapan, serta kondisi aliran udara atas memungkinkan proses "rapid intensification" atau penguatan cepat menjadi topan super.
Faktor Penyebab Terbentuknya Topan Super Ragasa
Wilayah Taiwan, Hong Kong, Cina, dan Filipina terkena dampak topan karena berada di Samudra Pasifik barat atau Laut Filipina, yang merupakan jalur umum pembentukan badai tropis. Perairan laut di wilayah ini sering memiliki suhu hangat, yang diperlukan untuk mendukung pembentukan dan intensifikasi badai tropis.
Aliran atmosfer di musim badai sering mendorong sistem ke arah barat laut menuju Filipina, Taiwan, dan pesisir selatan Cina, bukan ke selatan seperti Indonesia. Hal ini menjelaskan mengapa wilayah-wilayah tersebut lebih rentan terhadap badai tropis dibandingkan daerah lain.
Negara-negara tersebut juga berada di lintang yang cukup jauh dari ekuator, sehingga efek Coriolis cukup kuat untuk memicu rotasi sistem badai tropis. Efek Coriolis adalah fenomena fisika yang muncul karena rotasi Bumi, yang membuat arah gerakan benda atau aliran seperti angin dan arus laut tampak membelok dari jalurnya yang lurus.
Selain itu, jalur pergerakan topan memungkinkan badai tetap berada di atas laut hangat untuk waktu yang cukup lama sebelum mencapai daratan, sehingga tidak melemah terlalu cepat sebelum tiba. Hal ini menjadikan topan ini sangat kuat dan berpotensi merusak ketika mencapai daratan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!