
Percepatan Negosiasi Kepemilikan Saham Freeport Indonesia
Pemerintah saat ini sedang mempercepat negosiasi terkait penambahan kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa terdapat perkembangan positif dalam negosiasi tersebut. Menurutnya, Indonesia berpotensi untuk menambah kepemilikan saham yang lebih besar dari rencana awal sebesar 10%.
Awalnya, pihak Indonesia dan Freeport sepakat untuk menambah kepemilikan saham sebesar 10%. Namun, negosiasi yang sedang berlangsung menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Bahlil menjelaskan bahwa ia diminta untuk mempercepat komunikasi agar proses bisa segera terealisasi.
“Jika sudah fix, insyaallah Freeport akan kita pertimbangkan untuk melakukan kelanjutan daripada kontrak,” ujarnya setelah menghadiri rapat terbatas terkait Stimulus Ekonomi di Kantor Presiden, Senin (15/9/2025).
Syarat Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan
Divestasi tambahan saham Freeport menjadi salah satu syarat bagi perusahaan untuk mendapatkan perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) selepas tahun 2041. Saat ini, 51,2% saham PTFI dikuasai oleh MIND ID. Dengan divestasi tambahan 10%, kepemilikan saham MIND ID di PTFI akan bertambah menjadi sekitar 61%.
Meski belum ada angka pasti, Bahlil memastikan bahwa penambahan saham tersebut berada di atas 10%. Ia menjelaskan bahwa hal ini akan diumumkan setelah proses perpanjangan tanda tangan selesai.
“Alhamdulillah, awalnya kan penambahan saham Freeport itu 10%. Perkembangan yang terjadi di atas 10%. Berapa pastinya nanti saya akan umumkan setelah tanda tangan proses perpanjangan,” jelasnya.
Harga Saham Divestasi yang Relatif Murah
Bahlil juga menilai bahwa valuasi saham divestasi yang sedang dibicarakan relatif murah. Ia menjelaskan bahwa biaya untuk pembelian saham tersebut sangat murah sekali karena nilai aset yang dianggap sangat tipis. Namun, hal ini hanya berlaku hingga tahun 2041.
“Untuk 10% lebih, itu tidak, biayanya sangat murah sekali. Karena valuasi asetnya kan kita anggap itu sudah nilai bukunya sangat tipis sekali. Tetapi itu kan terjadi untuk sampai dengan 2041,” ujarnya.
Proses Perhitungan Masih Berlangsung
Terkait target penyelesaian pembelian saham, Bahlil menyebut bahwa proses perhitungan masih berlangsung. Ia menegaskan bahwa saat ini perhitungan sedang dalam tahap pengerjaan.
“Sekarang perhitungannya lagi di jalan,” tandas Bahlil.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!