Saham Bank Besar Anjlok, Perhatikan Rekomendasi Analis

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pergerakan IHSG dan Kinerja Saham Bank-Bank Besar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup dengan kenaikan sebesar 58,66 poin atau 0,73% ke level 8.099,33 pada akhir perdagangan Jumat (26/9/2025). Meskipun demikian, saham-saham bank besar mayoritas mengalami penurunan pada perdagangan kemarin serta dalam sepekan terakhir.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penurunan terbesar. Saham BBCA ditutup turun 75 poin atau 0,97% ke level Rp 7.625 per saham dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya. Selama sepekan terakhir, sahamnya juga mengalami penurunan sebesar 2,24%.

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga mengalami penurunan sebesar 0,74% di level Rp 4.040 per saham. Dalam sepekan terakhir, saham BBRI turun sebesar 4,94%. Begitu pula dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), yang ditutup di level Rp 4.180 per saham atau melemah 0,24% dibandingkan hari sebelumnya. Selama sepekan terakhir, saham BBNI juga turun sebesar 2,11%.

Berbeda dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), yang ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Saham BMRI ditutup di Rp 4.420 per saham atau naik 1,38% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, saham BMRI juga mengalami kenaikan sebesar 0,91%.

Analisis Sentimen Pasar

Achmad Yaki, Head Online Trading BCA Sekuritas, menjelaskan bahwa sentimen negatif seperti net sell asing yang cukup besar pada saham-saham perbankan, terutama BBCA dan BMRI, serta hasil kinerja 1H2025 yang di bawah ekspektasi untuk beberapa bank, masih memengaruhi penguatan saham-saham ini. Laba BBRI dan BBNI turun, sementara laba BMRI juga tertekan karena lonjakan opex.

Menurut Yaki, BBCA tampak lebih kuat dibandingkan bank besar lainnya meskipun juga mengalami net sell asing. Kinerja laba 1H2025 BBCA dinilai lebih solid dibandingkan BBRI dan BBNI.

Dari sisi global, kebijakan moneter The Fed untuk memangkas suku bunga memberikan optimisme pasar global dan dapat mendukung penguatan bursa saham, termasuk IHSG. Di sisi domestik, adanya rebalancing indeks FTSE yang berlaku pada pekan ini menjadi sentimen jangka pendek.

Pengaruh Rebalancing Indeks dan Net Sell Asing

Rebalancing indeks FTSE berdampak pada beberapa saham tertentu, seperti DSSA yang masuk ke Large Cap. Perubahan ini dapat memengaruhi aliran dana, termasuk pada saham big caps seperti bank.

Selain itu, tren penjualan bersih oleh investor asing dalam jumlah besar pada saham bank, terutama BBCA dan BMRI, menjadi tekanan signifikan pada pergerakan harga saham perbankan. Kinerja 1H2025 yang telah dirilis sebelumnya masih membayangi, dengan laba beberapa bank (BBRI, BBNI, BMRI) yang turun dan berada di bawah ekspektasi (kecuali BBCA yang solid).

Lonjakan Operating Expenses (opex) pada BMRI akibat penyesuaian audit juga menjadi sentimen negatif tersendiri bagi saham tersebut. Harapan pasar terkait potensi pemangkasan suku bunga acuan BI Rate yang mungkin terjadi pada September dan Kuartal IV 2025 menjadi sentimen yang bervariasi.

Rekomendasi Investasi

Pemangkasan suku bunga bisa dianggap angin segar karena menurunkan biaya dana, namun juga bisa menekan Net Interest Margin (NIM) bank di masa depan. Berita terkait perbankan yang memacu DPK Valas juga berpotensi menekan margin keuntungan.

Yaki merekomendasikan strategi hold dan buy on weakness, terutama pada saham BBCA. Hal ini didasarkan pada kinerja yang relatif lebih stabil dibandingkan bank-bank lainnya.