Cardi B dan Filosofi Keluarga yang Tidak Biasa
Penyanyi rap ternama asal Amerika Serikat, Cardi B, kembali menjadi sorotan setelah menyampaikan pernyataan yang mengejutkan tentang alasan di balik keinginannya memiliki lebih banyak anak. Dalam wawancara terbaru, ia mengungkapkan bahwa semakin banyak anak yang dimiliki, semakin kecil kemungkinan seseorang akan dikirim ke panti jompo saat tua.
“Karena pada akhirnya, akan selalu ada anak yang siap membantu menyeka bokong Anda,” ujarnya dengan gaya bicaranya yang lugas dan tanpa filter. Pernyataan ini langsung memicu reaksi beragam dari netizen. Beberapa menganggapnya lucu, sebagian lainnya merasa realistis, sementara sebagian lagi menganggapnya terlalu ekstrem.
Bagi Cardi B, ini bukan sekadar lelucon—melainkan pandangan hidup yang ia pegang teguh dalam membangun keluarga. Pengumuman ini muncul tidak lama setelah ia hamil anak keempatnya dari hubungan dengan Stefon Diggs, pemain NFL. Ia mengungkapkan kabar bahagia tersebut dalam wawancara pada 17 September, menyebut dirinya “sangat bahagia dan bersemangat” menyambut anggota baru keluarganya.
Sebelumnya, Cardi B telah dikaruniai tiga anak dari pernikahannya dengan Offset dari grup Migos. Meski keduanya resmi mengajukan gugatan cerai pada Agustus tahun lalu, mereka tetap menjaga hubungan baik untuk kepentingan anak-anak mereka. Hubungan barunya dengan Diggs pertama kali terungkap pada Mei 2025, dan sejak itu mereka terlihat semakin serius membangun fondasi keluarga bersama.
Isu Sosial yang Disentuh oleh Pernyataan Cardi B
Dalam konteks budaya dan realitas sosial, pernyataan kontroversial Cardi B soal keluarga justru menyentuh isu yang jarang dibahas secara terbuka: perlindungan di masa tua melalui ikatan keluarga. Di banyak negara, termasuk AS, biaya perawatan lansia dan tempat tinggal di panti jompo bisa mencapai ratusan ribu dolar per tahun.
Cardi B tampaknya memilih model tradisional di mana anak-anak menjadi penopang utama orang tua di usia senja. Gagasan ini mendapat dukungan dari sebagian kalangan yang percaya bahwa anak sebagai penjaga di masa tua adalah bentuk investasi emosional dan praktis yang tak ternilai.
Menurut data U.S. Census Bureau (2024), hampir 70% lansia AS yang tidak memiliki anak tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang atau bergantung pada sistem kesehatan publik. Sementara studi dari Journal of Family Psychology (2023) menunjukkan bahwa orang tua dengan tiga anak atau lebih memiliki kemungkinan 45% lebih rendah untuk masuk panti jompo dibanding mereka yang hanya memiliki satu anak atau tidak memiliki anak sama sekali.
Kehamilan sebagai Strategi Jangka Panjang
Meskipun gaya bicaranya provokatif, alasan Cardi B ingin punya banyak anak menyiratkan filosofi hidup yang dalam: kemandirian di usia tua dimulai dari pilihan yang dibuat sekarang. Ia tidak melihat kehamilan sebagai beban, melainkan sebagai strategi jangka panjang untuk menjaga martabat dan kenyamanan di hari tua.
Baginya, memiliki empat anak bukan hanya soal cinta atau naluri keibuan, tapi juga soal keamanan keluarga dan keberlanjutan hubungan darah. Tentu saja, pernyataannya menuai pro dan kontra. Beberapa pengamat menyebut bahwa tidak semua anak otomatis merawat orang tua, dan tekanan finansial serta emosional dari melahirkan berkali-kali juga harus dipertimbangkan.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa Cardi B konsisten menjadi suara yang autentik dan tak takut tampil beda—baik di atas panggung maupun dalam urusan pribadi. Di tengah diskusi global tentang kesuburan, perawatan lansia, dan struktur keluarga modern, pernyataan kontroversial Cardi B soal keluarga justru membuka ruang penting untuk refleksi: Apa arti keluarga? Dan bagaimana kita mempersiapkan masa tua dengan bermartabat?
Bagaimana pun cara Anda melihatnya, satu hal pasti: Cardi B sekali lagi berhasil membuat dunia berbicara.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!