Digitalisasi Dana Pensiun: Tiga Kunci Sukses Menurut Ahli

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Peran Digitalisasi dalam Meningkatkan Literasi dan Inklusi Dana Pensiun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti pentingnya penggunaan platform digital dalam memperluas akses masyarakat terhadap dana pensiun. Tujuannya adalah meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, khususnya bagi para pekerja yang belum terlalu familiar dengan sistem pensiun. Hal ini menjadi fokus utama dalam upaya OJK untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat memahami dan merasakan manfaat dari dana pensiun.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, menyampaikan bahwa sektor dana pensiun perlu menyiapkan produk yang sesuai dengan karakteristik pekerja informal. Ini menjadi langkah strategis agar lebih banyak masyarakat bisa mengakses layanan dana pensiun tanpa adanya hambatan.

Pengamat dana pensiun, Suheri Lubis, memberikan pandangan bahwa digitalisasi memiliki potensi besar untuk menarik peserta baru, terutama dari kalangan pekerja non-formal. Menurutnya, tiga hal utama harus ditekankan dalam pemanfaatan digitalisasi:

  1. Meningkatkan kesadaran tentang dana pensiun.
  2. Memperkenalkan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) sebagai penyedia layanan.
  3. Menjelaskan manfaat dana pensiun bagi masa depan.

Dengan memperkuat ketiga aspek ini, diharapkan para pekerja informal akan lebih tertarik untuk bergabung dalam program dana pensiun. Suheri menjelaskan bahwa digitalisasi bukan hanya sekadar alat teknologi, tetapi juga menjadi sarana untuk membangun kepercayaan, promosi, dan akses yang lebih mudah bagi peserta.

Ia menekankan bahwa jika calon peserta sudah memahami betapa pentingnya dana pensiun, mereka akan secara aktif mencari informasi tentang DPLK mana yang bisa digunakan. Dalam hal ini, peran media sosial dan konten digital sangat penting. Konten yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat pekerja informal bisa menjadi efektif dalam menyebarkan informasi.

Suheri juga menilai bahwa potensi untuk menyerap pekerja informal dalam dana pensiun cukup besar. Namun, perlu dilihat seberapa besar kesadaran dan prioritas masyarakat terhadap dana pensiun. Ia berpandangan bahwa dana pensiun seharusnya menjadi prioritas, karena merupakan bentuk persiapan untuk masa tua setelah tidak lagi bekerja.

Meski demikian, ia menyadari bahwa tidak semua orang sadar akan pentingnya memiliki dana pensiun. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi dan kesadaran diri agar masyarakat lebih memahami bahwa dana pensiun harus disiapkan sejak dini.

Sebagai informasi tambahan, jumlah peserta dana pensiun per Juli 2025 mencapai 29,1 juta orang. Angka ini naik sebesar 2,19% dibandingkan tahun sebelumnya. Komposisi peserta terdiri dari 23,74 juta peserta wajib dan 5,36 juta peserta sukarela. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif, namun masih ada ruang untuk peningkatan lebih lanjut, khususnya di kalangan pekerja informal.

Dengan adanya inisiatif digitalisasi dan edukasi yang tepat, diharapkan semakin banyak masyarakat bisa memahami dan memanfaatkan dana pensiun sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang.