Ekonom Usulkan MBG Diganti: Dana Tunai Langsung ke Orang Tua Siswa

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kritik terhadap Program Makan Bergizi Gratis

Seorang ekonom dari Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, menyampaikan kritik tajam terhadap kasus keracunan yang terjadi akibat program makan bergizi gratis (MBG) yang dialami ribuan siswa di Indonesia. Ia menyarankan agar format MBG segera diubah, salah satunya dengan mengalihkan anggaran langsung kepada orang tua siswa dalam bentuk uang tunai.

“Keracunan massal memiliki risiko tinggi. Sebagai warga negara, kita meminta perubahan format MBG, yaitu dengan memberikan alokasi anggaran langsung kepada orang tua untuk mempersiapkan makanan bagi anak-anak mereka,” ujarnya saat diwawancarai.

Menurut Syafruddin, opsi ini merupakan solusi jangka pendek yang dapat segera diterapkan untuk menghadapi risiko keracunan yang sedang berlangsung. Hingga 22 September 2025, jumlah korban keracunan akibat MBG mencapai 4.711 orang, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

“Ini adalah solusi segera untuk menghadapi risiko keracunan yang sedang berlangsung. Kepentingan anak-anak untuk bebas dari risiko yang tidak diharapkan harus menjadi prioritas utama,” tambahnya.

Ia menekankan pentingnya pemerintah memahami realitas di lapangan. Menurutnya, opsi solusi tersebut dinilai tepat untuk mengurangi risiko yang akan dialami lebih banyak siswa di masa depan.

“Kasus keracunan yang telah melibatkan ribuan siswa adalah alarm terakhir untuk menghentikan MBG dengan format yang sedang berjalan. Mencari dan mengevaluasi penyebab keracunan hanya akan membuang anggaran dan waktu,” tegasnya.

Solusi Jangka Panjang: Pembangunan Dapur Sehat di Sekolah

Untuk solusi jangka panjang, Syafruddin mendorong pemerintah mempertimbangkan pembangunan dapur modern sehat di sekolah-sekolah. Anggaran yang selama ini dialokasikan ke dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebaiknya dialihkan untuk membangun dapur di sekolah-sekolah.

“Siapkan infrastruktur di sekolah yang layak untuk menyiapkan makanan dan melayani murid. Ini bisa dilakukan pada tahun anggaran 2026. MBG menjadi bagian dari sistem pendidikan kita, sehingga dapur dan segala fasilitas pendukung harus dibangun yang terintegrasi dengan sekolah. Sekolah akan menyiapkan makanan untuk anak-anak,” jelasnya.

Anggaran MBG untuk tahun 2026 diketahui mencapai Rp 335 triliun. Angka ini dinilai besar, sehingga implementasinya harus dilakukan secara lebih strategis.

“Putuskan kriteria yang objektif—seperti insiden keracunan, kapasitas dapur, akses air bersih, dan kesiapan SDM—lalu jalankan uji coba 90 hari di klaster prioritas dengan rencana transisi tanpa jeda layanan melalui paket pangan bersegel,” katanya.

Syafruddin menekankan bahwa kejelasan arah sangat krusial karena format yang berjalan terbukti rawan. Keputusan cepat dapat mengurangi paparan risiko harian pada anak-anak sekaligus memulihkan kepercayaan publik terhadap MBG.

“Anggaran 2026 sebesar Rp 335 triliun harus digunakan untuk keselamatan dan inklusi: porsi tegas bagi infrastruktur dapur modern sehat inklusif di sekolah, pelatihan tenaga, asuransi korban, serta sistem pelaporan real time dengan sanksi otomatis bagi pelanggar,” ungkapnya.

Desain Dapur yang Inklusif dan Integrasi dengan Sistem Pendidikan

Dapur dirancang dengan universal design—termasuk akses kursi roda, jalur bersih-kotor terpisah, signage jelas, dan area bebas alergi—serta melayani kebutuhan gizi anak dengan disabilitas dan pantangan tertentu. Selain itu, integrasi manajemen MBG ke pendidikan dilakukan melalui modul kurikulum gizi, praktik laboratorium pangan, kewirausahaan kantin sehat, serta peran OSIS dan UKS sebagai pengawas mutu harian.

Selain itu, diterapkan skema pay-for-safety: pencairan berbasis capaian audit, kelayakan peralatan, dan kepatuhan log suhu digital, plus klausul kompensasi wajib bagi korban serta pemutusan kontrak bagi penyedia yang gagal.

“Format ini memperbesar manfaat anggaran karena dapur menjadi aset belajar sekaligus layanan bergizi yang aman. Dengan demikian, setiap rupiah menghasilkan manfaat ganda: kualitas gizi anak dan peningkatan literasi pangan seluruh ekosistem sekolah,” tutupnya.