
Ekspansi Bisnis Emen Migas yang Menggembirakan Investor
Beberapa perusahaan migas di Indonesia, seperti MEDC, ENRG, dan PTRO, tengah melakukan ekspansi bisnis di sektor minyak dan gas. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan fundamental perusahaan, sehingga memberikan persepsi positif kepada investor dalam jangka panjang.
MEDC, salah satu emiten migas keluarga Panigoro, baru-baru ini memperluas portofolio asetnya di Sumatra Selatan. Perusahaan ini mengakuisisi 45% hak partisipasi sekaligus menjadi operator pada PSC Sakakemang, serta 80% hak partisipasi sebagai operator pada South Sakakemang. Dengan penambahan aset ini, MEDC berupaya untuk memperkuat posisinya di pasar migas.
Tidak ketinggalan, ENRG, emiten migas Grup Bakrie, telah menyelesaikan pengeboran sumur Kayuara-20. Perusahaan ini menargetkan tambahan produksi minyak sebesar 1.000 barel per hari di Blok Kapar. Blok ini merupakan aset yang diakuisisi ENRG pada Maret 2024. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan keuntungan perusahaan.
Di sisi lain, PTRO, perusahaan kontraktor jasa pertambangan batu bara yang mulai serius melangkah ke sektor migas, juga melakukan langkah strategis. Perusahaan ini telah menandatangani non-binding term sheet untuk rencana pengambilalihan mayoritas kepemilikan di Scan-Bilt Pte Ltd. (SBPL), sebuah perusahaan Singapura yang bergerak di bidang konstruksi dan pemeliharaan industri. Selain itu, PTRO sebelumnya juga mengakuisisi Grup Hafar, yang bergerak di bidang EPCI dan layanan pelayaran untuk mendukung industri migas lepas pantai.
Menurut Sukarno Alatas, Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas, ekspansi yang dilakukan oleh ketiga emiten tersebut dinilai positif sebagai katalis pertumbuhan jangka panjang. Meski efek finansial belum instan, karena investor menunggu realisasi produksi dan profit, langkah ini dapat meningkatkan cadangan dan potensi produksi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (22/9/2025), saham PTRO ditutup naik 3,30% ke Rp5.475. Kenaikan ini diikuti dengan net buy asing sebesar Rp49,58 miliar. Sementara itu, ENRG menguat 7,14% ke Rp675, disusul oleh net buy asing sebesar Rp23,22 miliar. MEDC hari ini ditutup naik 1,54% ke Rp1.315, dengan net buy asing sebesar Rp4,58 miliar.
Penggerak harga ketiga saham tersebut terlihat dari dominasi investor asing. Di saham MEDC, persentase investor asing mencapai 54,54% dari total transaksi hari ini. Sedangkan ENRG hanya 25,95% dan PTRO 11,88%. Menurut Sukarno, dominasi investor domestik di ENRG dan PTRO lebih tinggi dibandingkan MEDC. Hal ini wajar karena MEDC memiliki eksposur internasional yang lebih besar, seperti melalui Ophir Energy plc, perusahaan migas Inggris yang diakuisisi Medco pada 2019.
Selain itu, faktor corporate governance yang dinilai lebih mapan membuat MEDC lebih diminati oleh investor asing. Kondisi ini berpotensi menarik inflow asing yang besar ke MEDC.
Meskipun demikian, Sukarno melihat adanya peluang yang sama bagi saham-saham emiten migas lainnya untuk menarik minat investor asing. Terutama jika diuntungkan oleh fluktuasi harga komoditas. Ia menilai bahwa harga minyak global tetap menjadi faktor utama. Jika tren harga minyak dan gas bertahan tinggi, investor asing bisa masuk lebih agresif karena valuasi akan dianggap atraktif.
Investor diminta untuk tetap waspada dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan investasi. Keputusan tersebut sepenuhnya ada di tangan pembaca.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!