
Imbauan untuk Tidak Memberi Uang kepada Pengemis dan Pengamen di Purbalingga
Di tengah keberadaan pengemis, pengamen, gelandangan, dan orang-orang yang terlantar di berbagai tempat umum, pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Purbalingga mengajak masyarakat untuk tidak memberikan uang kepada mereka. Hal ini dilakukan karena praktik sedekah di tempat umum dinilai memperparah masalah sosial yang ada.
Menurut Kasi Ketertiban Umum Satpol PP Purbalingga, Risno Alishasi, masih banyak warga yang memberi uang kepada para pengemis karena rasa iba atau menganggapnya sebagai pekerjaan. Akibatnya, pengemis, pengamen, hingga badut sering kali ditemui di berbagai titik di wilayah Purbalingga. Bahkan, sebagian besar dari mereka bukanlah warga setempat, melainkan berasal dari Kabupaten Banyumas.
“Mereka menjawab bahwa di Purbalingga masih banyak orang yang memberi uang, sementara di Banyumas sudah jarang,” kata Risno, Jumat (26/9/2025).
Upaya Penanganan oleh Satpol PP
Untuk menekan angka keberadaan pengemis, gelandangan, orang telantar, dan pengamen (PGOT), Satpol PP Purbalingga telah melakukan berbagai langkah. Mulai dari teguran secara humanis, sosialisasi melalui kelurahan dan kecamatan, hingga imbauan agar masyarakat tidak memberi uang kepada mereka.
“Jika tetap diberi uang, mereka akan semakin tumbuh subur dan jumlahnya pun semakin bertambah,” jelas Risno. Selain itu, pihaknya juga pernah memasang spanduk dan plang larangan memberi uang kepada pengemis, lengkap dengan dasar Perda.
Namun, beberapa kendala muncul dalam upaya tersebut. Spanduk dan plang yang dipasang sering hilang akibat angin atau bahkan dipotong oleh kelompok punk. Selain itu, tantangan juga datang dari PGOT itu sendiri. Setelah operasi penertiban, banyak dari mereka kembali lagi ke jalan-jalan utama.
“Ketika ditawari solusi berupa pelatihan kerja, mereka tidak mau. Kami juga tidak bisa memaksa,” ujarnya.
Solusi yang Paling Efektif
Hingga saat ini, Satpol PP belum menemukan cara yang efektif untuk membuat PGOT jera. Namun, menurut Risno, langkah paling realistis adalah masyarakat berhenti memberikan uang kepada para pengemis dan pengamen.
“Menurut saya, cara paling efektif dan tidak menimbulkan keributan adalah masyarakat berhenti memberikan uang,” katanya.
Ia berharap, jika masyarakat benar-benar mengikuti imbauan tersebut, maka keberadaan PGOT tidak akan marak lagi. Dengan demikian, upaya pemerintah dalam menangani masalah sosial dapat lebih efektif dan berkelanjutan.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat
Perlu adanya kesadaran bersama dari masyarakat untuk tidak memberi uang kepada para PGOT. Meskipun niat awalnya baik, memberi uang justru memperkuat kebiasaan yang tidak sehat dan menghambat upaya pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan aman. Dengan perubahan sikap dan perilaku, diharapkan kondisi sosial di Purbalingga dapat lebih baik dan berkelanjutan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!