Isu Pembobolan Dana Investasi Rp70 M, BCA Jamin Keamanan Sistem Internal

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Isu Pembobolan Dana Nasabah yang Tidak Benar

Pada tanggal 9 September 2025, isu dugaan pembobolan Rekening Dana Nasabah (RDN) mulai muncul. Informasi awal menyebutkan bahwa kerugian mencapai sebesar Rp70 miliar. Namun, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) langsung memberikan pernyataan resmi untuk membantah informasi tersebut.

EVP Corporate Communication & CSR BCA, Hera F. Haryn, mengatakan: “Terkait informasi yang beredar bahwa terjadi kebobolan dana di sistem BCA, dengan nilai kerugian sebesar Rp70 miliar, dapat kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar.” Pernyataan ini menjadi penegas bahwa sistem internal bank tetap aman dan tidak ada kebocoran data atau dana yang terjadi.

Kronologi Dugaan Pembobolan RDN

Dalam dokumen keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Panca Global Kapital Tbk (PEGE) menjelaskan peristiwa yang terjadi pada anak usaha mereka, yaitu Panca Global Sekuritas (PGS). Manajemen PEGE menyatakan: “Entitas anak kami, PT Panca Global Sekuritas (PGS) pada tanggal 9 September 2025 telah mengalami kejadian berupa adanya penarikan dana pada Rekening Dana Nasabah (RDN) secara berulang.”

Dugaan awal menyebutkan bahwa dana tersebut dialihkan ke rekening di luar daftar whitelist. Mekanisme ini menarik perhatian karena berkaitan dengan sistem perbankan dan pengawasan otoritas pasar modal. Direktur PEGE, Trisno Limanto, menyampaikan: “Jumlah kerugian akibat kejadian tersebut, manajemen PGS masih melakukan verifikasi dan berkoordinasi dengan pihak Bank RDN.”

Respons BCA terhadap Dugaan Pembobolan

BCA menegaskan bahwa sistemnya tetap aman. Hera F. Haryn menambahkan: “BCA senantiasa melakukan pengamanan data dengan menerapkan strategi dan standar keamanan berlapis, serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah.”

Corporate Secretary BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya, menyebutkan bahwa koordinasi dengan sekuritas dan otoritas sedang berlangsung. “Saat ini, BCA sedang melakukan investigasi mendalam terhadap kejadian tersebut, bersama-sama dengan perusahaan sekuritas terkait.” Artinya, investigasi dilakukan secara kolaboratif dan bukan menunjukkan kelemahan sistem internal BCA.

Tindakan Perusahaan Sekuritas

Pihak PEGE menegaskan bahwa pemulihan dana dilakukan secara cepat. Mereka menyatakan bahwa dana yang terdampak telah dikembalikan pada 10 September 2025. Hal ini menunjukkan langkah tanggap agar nasabah tidak mengalami kerugian.

PGS juga memastikan proses investigasi berjalan dengan koordinasi Bank RDN dan pemangku kepentingan pasar modal. Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk menjaga kepercayaan nasabah dan menjaga stabilitas pasar.

Makna Kasus Ini bagi Investor

Kasus ini menegaskan dua hal penting:

  • Sistem bank tetap aman – BCA memastikan tidak ada kebobolan dalam sistem internal.
  • Sekuritas wajib memperkuat pengawasan internal – kejadian ini menunjukkan perlunya audit sistem whitelist dan monitoring transaksi.

Bagi investor, pesan kuncinya jelas: tetap tenang, pastikan informasi berasal dari sumber yang resmi, dan jangan terjebak oleh rumor. Dengan demikian, investor dapat mengambil keputusan yang tepat dan menjaga keamanan dana mereka.