
Kinerja Positif SSMS di Semester Pertama 2025
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menunjukkan pertumbuhan kinerja yang positif pada semester pertama tahun 2025. Capaian ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Emiten perkebunan kelapa sawit ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 691,44 miliar per Juni 2025. Laba ini meningkat signifikan sebesar 80,81% secara tahunan (Year on Year / YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar Rp 382,40 miliar.
Kenaikan laba SSMS didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang mencapai dua digit di sebagian besar segmen usaha. Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan meningkat sebesar 39,8% YoY menjadi Rp 7,19 triliun per Juni 2025. Dari total pendapatan tersebut, sebesar Rp 6,66 triliun berasal dari segmen minyak dan lemak nabati, sedangkan pendapatan dari segmen perkebunan mencapai Rp 534,72 miliar.
Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji, mengatakan bahwa tren permintaan CPO yang kuat di paruh pertama tahun 2025, baik dari pasar domestik maupun global, menjadi salah satu faktor utama peningkatan kinerja SSMS. Selain itu, keterbatasan pasokan CPO akibat cuaca yang tidak menentu juga turut memengaruhi harga dan permintaan.
Menurut Nafan, meskipun produksi CPO masih perlu dioptimalkan, permintaan ke depan diperkirakan tetap tinggi. Hal ini dapat menjaga harga CPO di level yang tinggi, sehingga berdampak positif terhadap kinerja SSMS.
Dari sisi domestik, program pemerintah dalam pengembangan B50 diprediksi menjadi katalis positif yang meningkatkan penyerapan produksi minyak kelapa sawit di dalam negeri. Di sisi global, permintaan ekspor dari negara seperti China dan India juga terus meningkat.
Saham SSMS saat ini berada di level Rp 1.475 per saham, dengan kenaikan sebesar 13,46% sejak awal tahun. Secara valuasi, Nafan melihat bahwa saham SSMS masih menarik, dengan Price to Earnings Ratio (PER) sebesar 10,26x dan Price to Book Value (PBV) 4,96x. Meski demikian, pergerakan sahamnya masih terlihat stabil (major sideways). Nafan merekomendasikan strategi "accumulative buy" dengan target harga Rp 2.100 per saham.
Perkiraan Produksi dan Harga CPO
Direktur PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo Adi Joe, menyebutkan bahwa produksi SSMS saat ini berada di puncaknya karena usia pohon kelapa sawit sekitar 15-16 tahun. Meski produksi masih baik, tren ke depan kemungkinan akan mulai menurun ketika usia pohon mendekati 20 tahun.
Namun, selama harga jual CPO tetap tinggi, kinerja SSMS masih bisa positif. Menurut data Trading Economics, harga CPO saat ini berada di level MYR 4.432 per ton. Kiswoyo memprediksi bahwa harga CPO global akan tetap berada di atas MYR 4.000 hingga akhir tahun 2025.
Harga jagung dan kedelai yang stabil juga turut memengaruhi harga CPO. Kebijakan B50 dari pemerintah diharapkan memberikan dampak positif terhadap kinerja SSMS. Meskipun tidak langsung terdampak dari penjualan biodiesel, kebijakan ini akan meningkatkan permintaan domestik, sehingga mengurangi jatah ekspor. Turunnya jatah ekspor akan membantu menjaga harga CPO tetap tinggi, yang berdampak positif bagi seluruh emiten.
PBV SSMS di level 4,96x tergolong cukup premium, namun kenaikan harga saham sejak awal tahun sejalan dengan kinerja fundamental perseroan. Kiswoyo merekomendasikan strategi "buy on weakness" dengan target harga Rp 1.600 per saham dalam enam bulan ke depan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!