
Prediksi Penurunan Yield Obligasi Korporasi di Tengah Pemangkasan Suku Bunga
Pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan memengaruhi yield obligasi korporasi. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, menjelaskan bahwa penurunan suku bunga memiliki dampak positif terhadap obligasi korporasi karena yield dari instrumen ini cenderung turun. Selain itu, ekspektasi adanya pemotongan suku bunga lanjutan menjadi katalis yang bisa meningkatkan permintaan dan penawaran obligasi korporasi.
David mengatakan bahwa penurunan yield obligasi korporasi bergantung pada tenor dan rating obligasi yang diterbitkan. Ia memprediksi bahwa besarnya penurunan yield akan sama dengan pergerakan yield obligasi pemerintah. "Jika yield obligasi negara turun, maka yield obligasi korporasi juga akan turun, tetapi hal ini sangat tergantung pada rating obligasinya," jelas David.
Ia menambahkan bahwa obligasi korporasi masih menarik bagi investor karena yield yang ditawarkan cukup tinggi, harga stabil, serta potensi capital gain dalam siklus penurunan suku bunga. Data menunjukkan bahwa obligasi korporasi berdenominasi rupiah tumbuh 11,2% YoY di 2024, dan hingga semester pertama 2025 sudah meningkat 48,31% YoY. Hal ini menunjukkan minat yang tinggi terhadap instrumen ini meski dalam kondisi ketidakpastian global.
Sentimen Positif dan Negatif untuk Obligasi Korporasi
Menurut David, beberapa sentimen positif yang dapat mendukung obligasi korporasi antara lain kebutuhan refinancing yang tinggi, pemangkasan suku bunga BI dan Fed, pelonggaran moneter yang mendorong leverage korporasi, serta pertumbuhan ekonomi yang stabil. Namun, ada juga sentimen negatif yang datang dari belum pulihnya ekonomi dan perdagangan global, yang dapat memengaruhi ekspektasi kinerja perusahaan-perusahaan.
"Prospek return obligasi korporasi masih menjanjikan," ujar David.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi, menilai bahwa obligasi korporasi biasanya menawarkan kupon yang lebih tinggi dibandingkan SUN. Namun, risiko yang terkait sangat bergantung pada kualitas kredit penerbit. Oleh karena itu, investor perlu memperhatikan rating obligasinya.
Strategi Investasi dalam Obligasi Korporasi
Imam menjelaskan bahwa obligasi dapat digunakan dalam berbagai jangka waktu. Namun, strategi yang diterapkan harus disesuaikan dengan tujuan investasi. Untuk investor dengan horizon jangka pendek, instrumen yang relatif aman adalah obligasi negara tenor pendek atau obligasi korporasi tenor pendek yang dibeli di pasar perdana.
"Dengan strategi buy and hold hingga jatuh tempo, investor dapat mengurangi risiko volatilitas harga di pasar sekunder, dengan catatan penerbit obligasi korporasi harus memiliki kualitas kredit yang solid dan berada pada level investment grade," ujar Imam.
Sementara bagi investor jangka panjang yang bertransaksi di pasar sekunder, posisi harga obligasi menjadi penting untuk diperhatikan. Apakah berada pada level discount, par, atau premium. "Pembelian di level discount atau par akan memberikan peluang yield yang lebih menarik," terang Imam.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!