Masa Baru Peta Industri Manajer Investasi Pasca-Manulife Aset Akuisisi Schroders Indonesia

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Rencana Akuisisi Schroders Indonesia oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia

Rencana akuisisi Schroders Indonesia oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menjadi peristiwa penting dalam industri manajer investasi di Indonesia. Dua perusahaan besar ini akan menggabungkan sumber daya dan pengalaman, menciptakan posisi yang lebih kuat dalam pasar keuangan nasional.

Perjanjian akuisisi antara Manulife Wealth & Asset Management dan Schroder Investment Management Limited ditandatangani pada Rabu (24/9/2025). Proses transaksi ini diperkirakan akan selesai setelah memenuhi berbagai persyaratan, termasuk persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Meski demikian, kedua pihak sepakat untuk tidak mengungkapkan detail finansial dari transaksi tersebut.

Selama proses akuisisi belum selesai, kedua perusahaan akan tetap beroperasi secara independen dan menjaga ketaatan terhadap regulasi yang berlaku. MAMI dan Schroders Indonesia adalah dua perusahaan manajer investasi skala besar di Indonesia dengan pangsa pasar yang signifikan.

Berdasarkan data Pasardana.id, nilai dana kelolaan (asset under management/AUM) reksa dana MAMI mencapai Rp44,19 triliun per 31 Agustus 2025. Angka ini menempatkan MAMI sebagai perusahaan ketiga terbesar di industri, setelah Trimegah Asset Management dan Bahana TCW Investment Management. Sementara itu, AUM reksa dana Schroders Indonesia tercatat sebesar Rp10,21 triliun.

Secara keseluruhan, total AUM yang dimiliki oleh MAMI dan Schroders Indonesia jauh lebih besar. Data perusahaan menyebutkan bahwa hingga 30 Juni 2025, MAMI mengelola aset senilai Rp101,7 triliun dengan lebih dari 2,5 juta nasabah. Di sisi lain, Schroders Indonesia mengelola dana lebih dari Rp56 triliun per semester I/2025.

Dengan akuisisi ini, kombinasi AUM dari kedua perusahaan diperkirakan mencapai Rp157,7 triliun. Angka ini akan menjadikan MAMI dan Schroders Indonesia sebagai perusahaan pengelola investasi terbesar di Indonesia.

CEO dan Presiden Direktur MAMI Afifa menyampaikan rasa gembira atas bergabungnya talenta profesional dari Schroders Indonesia. Menurutnya, akuisisi ini memperluas kapabilitas MAMI dan memperkuat komitmen perusahaan untuk memberikan solusi berkualitas bagi nasabah ritel dan institusi.

Afifa juga menekankan bahwa MAMI dan Schroders Indonesia telah bekerja sama selama puluhan tahun, berkontribusi terhadap pertumbuhan industri investasi Indonesia. Kedua perusahaan memiliki nilai-nilai yang selaras dan komitmen kuat terhadap nasabah.

Sementara itu, CEO & Presiden Direktur Schroders Indonesia Michael T. Tjoajadi menyatakan bahwa perusahaan sangat menghargai kepercayaan yang diberikan oleh para nasabah dan mitra selama 3 dekade terakhir. Ia juga mengungkapkan antusiasme terhadap peluang baru yang akan tercipta bagi perusahaan, nasabah, dan tim.

Di tingkat industri pengelolaan investasi, Otoritas Jasa Keuangan mencatat total nilai AUM sekitar Rp800 triliun dalam lima tahun terakhir. Pada akhir Agustus 2025, nilai AUM mencapai Rp885,95 triliun, meningkat 3,42% secara month-to-date (mtd) atau 5,80% year-to-date (ytd).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Inarno Djajadi menjelaskan bahwa NAB reksa dana tercatat sebesar Rp550,43 triliun, naik 4,54% mtd atau 10,25% ytd. Net subscription reksa dana pada Agustus 2025 mencapai Rp12,14 triliun secara mtd, sedangkan net subscription selama delapan bulan pertama 2025 mencapai Rp24,54 triliun.

Chief Investment Officer Equity MAMI Samuel Kesuma menyatakan bahwa pengelolaan AUM selalu didasarkan pada inovasi yang sesuai kebutuhan investor. Produk reksa dana saham yang ditawarkan perusahaan mencakup berbagai strategi, mulai dari saham berkapitalisasi besar hingga kecil, syariah, dalam dan luar negeri.

MAMI juga menawarkan reksa dana saham syariah global serta reksa dana saham berfokus pada ESG. Portofolio reksa dana saham MAMI fokus pada sektor-sektor dengan fundamental baik dan potensi earnings yang menarik.

Dalam menghadapi momentum IHSG yang bullish, MAMI melakukan seleksi saham berdasarkan pendekatan fundamental berbasis riset dan proses investasi yang sistematis. Perusahaan juga menggunakan kerangka analisa GCMV (Growth, Cashflow, Management, Valuation) sebagai dasar pemilihan saham.

Sektor finansial dan konsumer dinilai memiliki potensi menarik oleh MAMI.

Peluang dan Tantangan Pertumbuhan Reksa Dana

Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga menjelaskan bahwa hingga akhir Juli 2025, nilai asset under management (AUM) yang dikelola perusahaan mencapai sekitar Rp45 triliun. Dari jumlah tersebut, porsi NAB reksa dana saham mencakup 10% dari total AUM.

Produk unggulan reksa dana saham Trimegah adalah Trim Kapital Plus dengan kinerja YtD per 20 Agustus sebesar 6,03%, dan Trimegah Equity Focus 2 dengan kinerja YtD 9,32%. Keduanya jauh unggul dari LQ45 yang masih flat di 0,04% YtD.

Kinerja yang solid ini didorong oleh alokasi portofolio yang rendah pada saham-saham perbankan, yang performanya kurang bagus pada paruh pertama 2025. Selain itu, portofolio Trimegah AM juga tertolong dengan fokus pada saham-saham dengan story atau katalis yang spesifik.

Strategi Trimegah AM dalam pemilihan saham adalah fokus pada valuasi, historis pertumbuhan, serta katalis yang spesifik.

Direktur KISI Asset Management Arfan Fasri menilai bahwa tingkat inklusi keuangan Indonesia yang masih di bawah rata-rata memberikan ruang pertumbuhan pasar reksa dana ke depannya. Namun, pasar reksa dana pada sisa tahun ini dibayangi oleh sejumlah sentimen, termasuk dari dalam negeri.

Faktor-faktor seperti kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif serta realisasi defisit APBN pada tahun depan menjadi tantangan bagi pasar reksa dana dan seluruh investor.

Head of Investment Specialist and Product Development Sucorinvest Aset Management Lolita Liliana berharap stimulus pemerintah melalui program 8+4+5 dapat memperbaiki daya beli masyarakat. Dengan begitu, bukan tidak mungkin pasar reksa dana akan mendapatkan aliran dana investasi masyarakat.