
Antam Siap Memperluas Bisnis Emas dengan Pembangunan Pabrik Percetakan Emas di Gresik
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam sedang mempersiapkan langkah strategis baru dalam bisnis emas. Proyek ini dilakukan dalam rangka mendukung upaya hilirisasi sumber daya alam yang digagas oleh Mining Industry Indonesia (MIND ID). Salah satu proyek utama yang tengah dikerjakan adalah pembangunan pabrik percetakan emas di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.
Pabrik ini akan berlokasi dekat dengan smelter tembaga Freeport dan bertujuan untuk memurnikan doré bullion dari Freeport menjadi emas murni. Setelah itu, emas tersebut akan dicetak menjadi emas batangan dengan merek Antam. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto Sabtonugroho, menyebutkan bahwa nilai investasi fasilitas ini mencapai US$ 70 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun. Pabrik ini direncanakan beroperasi pada kuartal keempat 2027 dan mampu menghasilkan hingga 5 juta keping logam mulia batangan, koin, serta emas industri setiap tahunnya.
Fasilitas ini juga akan memberikan akses langsung ke bahan baku emas murni berkadar 99,99%. Dalam Public Expose Live 2025, Arianto menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperluas kapasitas manufaktur emas yang selama ini dilakukan di pabrik di Pulo Gadung.
Ketersediaan Emas dan Impor yang Masih Dominan
Selama semester pertama 2025, mayoritas pasokan emas Antam masih bergantung pada impor, yang mencapai 78%. Sementara itu, sisanya 22% berasal dari dalam negeri, antara lain dari PT Freeport Indonesia (PTFI). Namun, pasokan dari Freeport bukan dalam bentuk emas batangan jadi, melainkan doré bullion atau emas setengah jadi yang masih membutuhkan proses pemurnian.
Antam sebelumnya membeli 30 ton emas dari pabrik milik Freeport di Gresik senilai US$ 12,5 miliar atau sekitar Rp 195,7 triliun. Langkah ini dilakukan demi mendorong hilirisasi dan industrialisasi tambang berbasis sumber daya alam, yang merupakan salah satu program prioritas pemerintah. Selain itu, tujuan utamanya adalah meningkatkan produksi kepingan-kepingan emas yang Antam jual ke masyarakat.
Sinergi dengan Freeport dan Dampak Ekonomi Nasional
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menilai sinergi antara Antam dan Freeport memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Sebelumnya, Antam harus mengimpor emas senilai hingga US$ 12 miliar. Dengan adanya hilirisasi emas, pemerintah tidak lagi harus mengandalkan impor emas murni karena kebutuhan bisa dipenuhi di dalam negeri.
Proses pemurnian hingga pencetakan emas batangan dilakukan di Indonesia, sehingga dapat membantu industri emas nasional. Selain itu, sinergi ini juga berdampak pada penghematan devisa negara. Hal ini karena negara tidak perlu impor bahan baku logam mulia Antam, sekaligus menjadi bukti dari hasil program hilirisasi yang digencarkan pemerintah.
Antam Dukung Pembentukan Bullion Bank
Seiring dengan pembangunan pabrik percetakan emas, Antam juga siap terlibat dalam ekosistem bullion bank atau bank emas. Ini dilakukan untuk mendukung ekosistem investasi emas yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam rangka ketahanan ekonomi.
Presiden Prabowo Subianto meresmikan bullion bank pada Februari 2025. Prabowo berharap peresmian Bank Emas akan memberikan nilai tambah dalam pemanfaatan sumber daya alam. Melihat potensi ini, Antam menyatakan dukungan penuh terhadap pembentukan Bullion Bank Indonesia dan siap ambil bagian dalam ekosistem dengan menyediakan produk emas logam mulia berkualitas tinggi.
Dukungan ini menjadi strategi Antam untuk memperluas akses dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap emas sebagai instrumen investasi. Produk logam mulia Antam dikenal memiliki tingkat kemurnian terjamin, opsi personalisasi sesuai kebutuhan investor, serta diproduksi di fasilitas yang bersertifikat internasional London Bullion Market Association (LBMA).
Pertumbuhan Penjualan dan Laba Bersih yang Signifikan
Berdasarkan laporan keuangan, emiten di bawah holding BPI Danantara ini mencatatkan kenaikan penjualan pada periode Januari–Juni 2025 sebesar Rp 59,01 triliun, meningkat dari Rp 23,18 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), atau melonjak 154,57%. Dari segmen penjualan sepanjang semester pertama 2025, penjualan emas melesat 163% secara tahunan menjadi Rp 49,53 triliun, setara 84% dari total pendapatan perseroan.
Selain itu, manajemen Antam mengatakan, anggota MIND ID ini mencatat rekor penjualan emas kuartalan tertinggi sepanjang sejarah pada kuartal kedua 2025 sebanyak 15.566 kg atau 500.459 troy oz. Jumlah ini meningkat 76% dari capaian penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.857 kg atau 284.759 troy oz.
Pertumbuhan penjualan pada kuartal kedua mendorong capaian penjualan emas pada semester pertama 2025 sebesar 29.305 kg atau 942.178 troy oz, meningkat 84% dari capaian penjualan pada semester sebelumnya sebesar 15.969 kg atau 513.415 troy oz. Torehan ini membuat Antam membukukan laba bersih sebesar Rp 4,69 triliun sepanjang semester pertama tahun 2025. Angka tersebut naik 202,58% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 1,55 triliun.
Prospek Antam yang Cerah
Pengamat pertambangan menilai, prospek Antam kian cerah sepanjang tata kelola perusahaan berjalan baik. Good corporate governance (GCG) dinilai menjadi kunci agar BUMN tambang ini mampu menjaga keberlanjutan kinerja yang tengah tumbuh pesat. Menurut Ferdy Hasiman, pengamat pertambangan, impor emas justru menambah beban biaya bagi Antam. Namun, adanya doré bullion dari Freeport membuat biaya tersebut bisa ditekan karena tak lagi bergantung penuh pada impor.
Hilirisasi yang juga dilakukan Antam melalui pembangunan percetakan emas itu tidak hanya menghasilkan produk antara, tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan industri domestik. Ferdy menilai kondisi ini memberikan keuntungan bagi Antam, baik dapat mengurangi biaya impor, maupun bagi Freeport yang produknya terserap di pasar dalam negeri.
Perkiraan Performa Keuangan dan Rekomendasi Analis
J.P Morgan menilai kinerja Antam akan membaik mulai Agustus dengan volume sekitar 4 ton, mendekati capaian rata-rata semester pertama sebesar 5 ton. Secara fundamental, analis ASEAN Metals, Indo Auto & Consumer Research J.P Morgan, Benny Kurniawan dan Henry Wibowo menyebut prospek keuangan Antam juga diperkirakan tetap solid.
Perusahaan diproyeksikan membukukan laba bersih sekitar Rp 9 triliun pada 2025, selaras dengan perkiraan internal sebesar Rp 8,6 triliun dan jauh di atas konsensus pasar Rp6,8 triliun. Dengan ritme membukukan Rp 2 triliun per kuartal di paruh kedua tahun ini, Antam diyakini mampu mempertahankan momentum meskipun sempat bergejolak pada Juli.
J.P Morgan mempertahankan rekomendasi overweight pada saham ANTM dengan target harga Rp 3.850 per saham. Target ini didasarkan pada proyeksi kinerja keuangan yang solid dan momentum positif harga emas yang diperkirakan masih berlanjut hingga kuartal ketiga 2025.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!