Masalah Plastik di Dunia Elektronik

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Sejarah dan Pertumbuhan E-commerce

Penjualan online pertama kali terjadi pada tahun 1994, ketika album Sting dijual melalui laman NetMarket. Pada pertengahan tahun 1990-an, Amazon dan eBay mulai beroperasi. Sejak saat itu, belanja online berkembang pesat seiring dengan perubahan perilaku konsumen dan kemajuan teknologi digital. Pada tahun 2025, diperkirakan sekitar 33% populasi dunia, yaitu sekitar 2,77 miliar orang, akan berbelanja online dengan nilai mencapai US$6,8 triliun.

Organisasi konservasi laut Oceana melaporkan bahwa 35% dari seluruh penjualan ritel global pada 2022 berasal dari e-commerce, meningkat dari 18% pada 2017. eMarketer memperkirakan bahwa nilai penjualan e-commerce pada 2022 mencapai US$5,13 triliun dan diprediksi akan mencapai US$8,09 triliun pada 2028.

E-commerce dan Masalah Sampah Plastik

Industri e-commerce merupakan salah satu sumber timbulan sampah plastik yang tumbuh paling cepat, dan menyumbang masalah polusi plastik. Sebanyak 99% plastik berbasis minyak bumi tidak dapat terurai secara alami. Dari jumlah tersebut, 90% akhirnya berakhir di tempat pembuangan akhir (landfill), terurai menjadi microplastics yang mencemarkan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia. Kerugian ekonomi terkait kesehatan akibat polusi plastik mencapai lebih dari US$1,5 triliun per tahun. Oleh karena itu, laju peningkatan masalah ini perlu diredam.

Proyeksi Pertumbuhan E-commerce

Pertumbuhan e-commerce semakin pesat, terutama akibat pembatasan mobilitas selama pandemi Covid-19. Berikut proyeksi pertumbuhan e-commerce:

  • Cina adalah negara dengan pasar e-commerce terbesar pada tahun 2023 dengan nilai US$1,26 triliun.
  • Amerika Serikat mengikuti dengan nilai US$1,07 triliun.
  • Jepang dengan nilai US$151,03 miliar.

Kemasan e-commerce dirancang sebagai pelindung tambahan untuk memfasilitasi pengiriman produk. Berbeda dengan perdagangan konvensional, dalam e-commerce barang biasanya dikirim langsung ke konsumen. Kemasan penting untuk melindungi barang selama pengiriman.

Pengaruh Kemasan terhadap Sampah Plastik

Riset Korea Selatan tahun 2022 menemukan bahwa belanja online menghasilkan 4,8 kali lebih banyak sampah kemasan dibanding belanja offline. Pasar kemasan e-commerce global bernilai US$49,74 miliar pada 2023 dan diproyeksikan meningkat menjadi US$53,35 miliar pada 2024 hingga US$4,19 miliar pada 2032. Total sampah kemasan plastik e-commerce pada tahun 2022 mencapai 1,76 juta ton, meningkat 14,6% dari tahun sebelumnya.

Upaya Solusi untuk Mengurangi Sampah Plastik

Beberapa upaya dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan dari kemasan plastik e-commerce, seperti:

  • Larangan jenis plastik tertentu di beberapa negara, seperti Taiwan, Korea Selatan, Kanada, dan Spanyol yang melarang penggunaan kemasan PVC.
  • Peraturan EU PPWR yang membatasi area kosong dalam kotak kemasan maksimum 40%.
  • Pajak pada kemasan yang tidak dapat dipakai-ulang di Spanyol.
  • Program pengurangan kemasan plastik sekali pakai di Cina hingga 2025.

Selain itu, perusahaan e-commerce juga berinvestasi dalam inovasi desain dan teknologi untuk efisiensi kemasan. Contohnya, mesin otomatis untuk mengemas barang dengan minimum ruang kosong dan penggunaan machine learning untuk optimasi pengiriman.

Kesadaran Konsumen dan Masa Depan E-commerce

Kesadaran akan keberlanjutan semakin penting di tengah konsumen e-commerce yang lebih mengutamakan harga, jumlah, dan waktu pengiriman. Laporan UNCTAD menunjukkan bahwa 66% konsumen Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan sadar pentingnya membeli produk yang dikemas dalam material ramah lingkungan. Perusahaan e-commerce mulai memberikan opsi alternatif seperti penggunaan bahan pelapis ramah lingkungan dengan biaya tambahan.

Kenyamanan belanja online harus diimbangi dengan kesadaran lingkungan agar masa depan e-commerce tetap berkelanjutan.