Nikel Ancam Wisata dan Ekonomi Raja Ampat

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Dampak Tambang Nikel di Raja Ampat yang Mengancam Ekosistem dan Pariwisata

Raja Ampat, yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata bawah laut terbaik di dunia, kini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas tambang nikel. Auriga Nusantara, sebuah lembaga penelitian lingkungan, menilai bahwa kegiatan tambang tidak hanya merusak ekosistem laut, tetapi juga berpotensi menghancurkan status geopark serta sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah.

Peneliti dari Direktorat Tambang dan Energi Auriga Nusantara, Ki Bagus Hadikusumo, menjelaskan bahwa pada tahun 2023 saja, lebih dari 19.000 wisatawan berkunjung ke Raja Ampat. Namun, saat ini jumlah pengunjung mulai menurun drastis. Hal ini disebabkan oleh adanya pemutihan karang di beberapa spot diving populer. Menurutnya, pemutihan yang terjadi bukan disebabkan oleh kenaikan suhu air, melainkan dampak dari sedimen tambang.

“Bila pemutihan terjadi karena suhu air meningkat, maka akan terlihat merata. Namun, jika disebabkan oleh tambang, pemutihan dimulai dari pinggir karang lalu mati ke arah tengah,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.

Selain itu, Ki Bagus menyebutkan bahwa dari bulan Juni hingga September 2025, sejumlah homestay dan guesthouse di Raja Ampat tidak menerima tamu sama sekali. Bahkan, kedatangan tim Auriga menjadi tamu pertama setelah pencabutan izin tambang pada Juni 2025.

“Ada tiga guesthouse yang menyebutkan bahwa kami adalah tamu pertama sejak izin tambang dicabut. Dampaknya sangat terasa bagi masyarakat yang hidup dari pariwisata,” katanya.

Nilai Ekonomi Jangka Panjang yang Terabaikan

Dalam penelitian lainnya, Farid, seorang peneliti Auriga Nusantara, menekankan pentingnya menghitung ulang nilai ekonomi jangka panjang sektor non-tambang. Berdasarkan perhitungan dari tahun 2018, ekonomi Raja Ampat bisa mencapai Rp 540 triliun hingga tahun 2030. Namun, angka tersebut dibuat pada waktu itu, sehingga jika dihitung ulang saat ini, pasti akan lebih tinggi.

“Potensi ekonomi ini jangka panjang dan harus diperhitungkan,” ujarnya.

Farid juga menyoroti bahwa model ekonomi ekstraktif seperti tambang justru memperburuk triple planetary crisis yang disebut PBB, yaitu krisis iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran. Ia menegaskan bahwa jika ekonomi hanya bergantung pada tambang, yang lahir bukanlah kesejahteraan, melainkan kerusakan jangka panjang.

Solusi Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Auriga Nusantara merekomendasikan agar pemerintah mengalihkan pembangunan ke sektor berkelanjutan seperti ekowisata, konservasi, dan perikanan lestari. Sebab, sektor-sektor ini dinilai lebih mampu menjamin kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga posisi Raja Ampat sebagai ikon konservasi laut dunia.

Dengan mengambil langkah-langkah proaktif, Raja Ampat dapat tetap menjadi destinasi wisata yang indah dan ramah lingkungan, tanpa mengorbankan keberlanjutan alam dan kesejahteraan masyarakat lokal.