Profesi Ahmad Assegaf, Gaji Suami Tasya Farasya Fantastis, Masih Lakukan Penipuan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Profesi Ahmad Assegaf, Gaji Suami Tasya Farasya Fantastis, Masih Lakukan Penipuan

Profesi dan Gaji Fantastis Ahmad Assegaf, Suami Tasya Farasya yang Kini Terancam Jadi Duda

Ahmad Assegaf, suami dari penyanyi Tasya Farasya, kini tengah menghadapi berbagai masalah baik dalam kehidupan pribadinya maupun profesional. Selain proses perceraian yang sedang berjalan, ia juga dikabarkan terlibat dalam kasus dugaan penggelapan uang perusahaan milik istrinya sendiri. Hal ini membuatnya menjadi sorotan publik, terlebih karena gaji fantastis yang ia terima.

Sebagai seorang kontraktor, Ahmad Assegaf menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) di MOP Beauty, sebuah perusahaan kosmetik yang dimiliki oleh Tasya Farasya. Selain itu, ia juga menjabat posisi penting sebagai Vice Director di PT Hashimawira Bersaudara, sebuah perusahaan properti dan pengembang perumahan yang sudah berdiri sejak tahun 1990.

Berdasarkan data yang dihimpun, posisi setara Vice Director atau Vice President di Indonesia memiliki rentang gaji antara Rp30 juta hingga Rp100 juta per bulan, bahkan bisa lebih tinggi. Sementara untuk posisi CFO, pendapatan yang diterima bisa mencapai antara Rp150 juta hingga lebih dari Rp250 juta per bulan, tergantung pada ukuran perusahaan, industri, dan pengalaman seseorang.

Selain jabatan-jabatan tersebut, Ahmad Assegaf juga mengelola beberapa bisnis lain seperti gerai kuliner Japanese Street Food yammmm! serta produk rokok khas Timur Tengah bernama Delshisha. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan yang ia terima tidak hanya berasal dari posisi resmi di perusahaan-perusahaan tersebut.

Namun, meskipun memiliki penghasilan yang sangat besar, Ahmad Assegaf rupanya tidak pernah memberikan nafkah lahir dan batin kepada Tasya Farasya selama masa pernikahannya. Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa Tasya Farasya memutuskan untuk melakukan perceraian.

Dalam sidang perdana perceraian di Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan, Tasya Farasya mengajukan tuntutan nafkah, tetapi dengan jumlah yang sangat kecil, yaitu hanya seratus rupiah. Menurut kuasa hukum Tasya Farasya, Fattah Riphat, nominal tersebut bukanlah untuk menuntut secara materi, melainkan sebagai bentuk simbolis dan penegasan tanggung jawab mantan suami terhadap anak-anaknya.

Tuntutan nafkah sebesar Rp100 ini langsung mendapat respons dari masyarakat, terutama netizen. Banyak dari mereka menilai angka tersebut tidak lazim dan dianggap sebagai bentuk skakmat bagi Ahmad Assegaf. Beberapa komentar menyebut bahwa hal ini menunjukkan betapa Tasya Farasya ingin cepat selesai dengan pernikahannya dan fokus pada hak asuh anak.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada respons resmi dari pihak Ahmad Assegaf terkait somasi yang telah diajukan oleh kuasa hukum Tasya Farasya. Kasus ini masih dalam proses penyelidikan dan akan terus dipantau oleh pihak berwajib.

Kasus dugaan penggelapan dana yang menyeret Ahmad Assegaf diduga terjadi sejak tahun 2021. Kuasa hukum Tasya Farasya, Sangun Ragahdo, menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki bukti awal terkait dugaan tersebut. Ia menjelaskan bahwa kewenangan penuh dalam pengelolaan keuangan perusahaan telah diberikan kepada Ahmad Assegaf sejak empat tahun lalu.

Dengan latar belakang pendidikan di Amerika Serikat, Ahmad Assegaf memang memiliki latar belakang yang kuat dalam bidang bisnis dan akuntansi. Ia menempuh studi di Seattle Central College dan Edmonds College, meraih gelar associate di bidang Akuntansi dan Manajemen Bisnis pada 2015. Setelah itu, ia melanjutkan studi di Central Washington University dan lulus pada 2017 dengan gelar Bachelor of Science (BS) di bidang Logistics, Materials, and Supply Chain Management.

Selama kuliah di Amerika, Ahmad Assegaf aktif sebagai Head of Marketing di PERMIAS Seattle, organisasi pelajar Indonesia. Setelah kembali ke Tanah Air, ia dipercaya menjadi Director of Marketing and Business Development di Hashimawira Bersaudara, hingga akhirnya naik jabatan sebagai Vice Director.

Dengan segala jabatan dan penghasilan yang ia dapatkan, kasus yang menimpa Ahmad Assegaf kini menjadi perhatian publik. Bagaimana ia bisa mengambil langkah yang dianggap tidak wajar, meskipun memiliki penghasilan yang sangat besar, menjadi pertanyaan besar yang masih perlu dijawab.