Paket Lengkap: JP Morgan di BMRI, Aksi Saham KFC (FAST), BUMI, dan UNVR

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perbedaan Pandangan Sekuritas terhadap Saham Bank Mandiri (BMRI)

Beberapa lembaga keuangan besar seperti JP Morgan dan Morgan Stanley masih mempertahankan rekomendasi jual untuk saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Hal ini berbeda dengan sebagian besar sekuritas lain yang memberikan rekomendasi beli terhadap saham bank BUMN tersebut. Hingga Kamis (25/9/2025) sore, sebanyak 31 dari 37 sekuritas masih menilai saham BMRI layak dibeli, sementara tiga sekuritas lainnya memberikan rating hold.

Rekomendasi underweight atau setara dengan jual yang diberikan oleh JP Morgan dan Morgan Stanley mencerminkan ketidakpastian mengenai prospek kinerja Bank Mandiri dalam jangka pendek. Meskipun demikian, mayoritas analis di pasar tetap optimis terhadap potensi pertumbuhan perusahaan, terutama karena posisi strategis Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia.

Investor Asing Jual Saham KFC (FAST) di Tengah Lonjakan Harga

Investor asing terlihat menjual saham PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) pada saat harga saham emiten Grup Salim dan Gelael itu melonjak signifikan. Pemangkasan kepemilikan saham oleh investor asing terjadi meski harga saham FAST telah menyentuh batas Auto Reject Atas (ARA), yang merupakan indikasi bahwa harga saham sedang sangat tinggi dan risiko penurunan cukup besar.

Pergerakan ini menunjukkan bahwa investor asing cenderung lebih waspada terhadap fluktuasi harga saham yang terlalu cepat. Meskipun demikian, lonjakan harga saham FAST juga menunjukkan minat kuat dari para pemain pasar lokal terhadap bisnis makanan cepat saji di Indonesia.

Genggaman Chengdong di Saham Bumi Resources (BUMI) Menurun

Chengdong Investment Corporation, sebuah perusahaan asal Tiongkok, terus melakukan aksi divestasi saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) dalam beberapa waktu terakhir. Berdasarkan data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Kamis (25/9/2025), jumlah saham yang dimiliki oleh Chengdong Investment Corporation turun menjadi 34.003.307.930 lembar saham, atau turun sekitar 168,249.500 lembar dari jumlah sebelumnya.

Pengurangan kepemilikan saham ini menunjukkan bahwa Chengdong Investment Corporation mulai mengurangi eksposur terhadap saham Bumi Resources. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan strategi investasi atau penurunan prospek industri pertambangan secara umum.

BlackRock Kembali Akuisisi Saham Unilever (UNVR)

Aksi akumulasi BlackRock Inc. di PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) kembali meningkat setelah sebelumnya memangkas sebagian besar kepemilikan sahamnya pada awal tahun ini. Menurut data yang diperoleh, hingga akhir tahun lalu, BlackRock masih memiliki 239,45 juta lembar saham UNVR, menjadikannya sebagai salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan.

Keputusan BlackRock untuk kembali membeli saham UNVR menunjukkan keyakinan terhadap prospek bisnis perusahaan di tengah persaingan pasar konsumen yang semakin ketat. Dengan brand yang kuat dan pangsa pasar yang stabil, UNVR tetap menjadi pilihan investasi yang menarik bagi investor global.

Performa Saham Harita Nickel (NCKL) Pasca-Akuisisi Glencore

Saham produsen nikel Indonesia, Harita Nickel PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL), mengalami kenaikan sebesar 3,96% hingga penutupan perdagangan Kamis (25/9/2025). Kenaikan ini terjadi setelah Glencore Plc mengakuisisi saham NCKL, yang memberikan sentimen positif terhadap prospek perusahaan.

Akuisisi ini menunjukkan bahwa Harita Nickel semakin diminati oleh investor internasional, terutama mengingat permintaan global akan nikel yang terus meningkat. Selain itu, kolaborasi dengan Glencore juga membuka peluang baru untuk pengembangan bisnis dan ekspansi operasional perusahaan.