Rilis Data M2 dan IPO EMAS, IHSG Diprediksi Naik pada Selasa (23/9)

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

IHSG Mengalami Penurunan, Tapi Masih Ada Peluang Penguatan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan pada perdagangan Senin (22/9/2025). Meskipun di awal sesi perdagangan IHSG sempat menguat, akhirnya indeks tersebut menutup perdagangan dengan penurunan sebesar 0,14% ke level 8.040,03. Hal ini menunjukkan bahwa pasar saham sedang menghadapi tekanan jual yang cukup signifikan.

Menurut Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, koreksi yang terjadi pada IHSG disertai dengan tekanan jual yang memengaruhi pergerakan indeks. Dalam skenario terbaik, pergerakan IHSG masih berada dalam gelombang [iii] dari wave 5. Dengan demikian, IHSG masih memiliki peluang untuk menguat kembali ke rentang antara 8.098 hingga 8.155.

Namun, dalam skenario terburuk, jika IHSG mengalami koreksi lebih dalam, maka level yang mungkin terjadi adalah antara 7.383 hingga 7.534. Perlu dipantau secara ketat karena situasi ini bisa memengaruhi investor dan pelaku pasar.

Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa secara teknikal, IHSG masih dalam tren penguatan. Ia memproyeksikan bahwa IHSG akan menguji level support di 7.983 dan resistance di 8.0. Katalis utama yang diharapkan adalah pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) dan The Fed. Jika terjadi, hal ini dapat memberikan angin segar bagi perekonomian nasional serta meningkatkan sentimen positif bagi pasar saham.

Namun, saat ini, para pelaku pasar sedang menantikan rilis data M2 Money Supply bulan Agustus 2025. Data ini menjadi salah satu indikator penting untuk menilai stabilitas ekonomi nasional. Nafan menjelaskan bahwa data tersebut akan menjadi acuan utama bagi investor dalam menentukan strategi investasi mereka.

Di sisi lain, Nafan juga menilai bahwa penguatan harga emas dapat memberikan sentimen positif bagi emiten-emiten yang bergerak di bidang pertambangan logam mulia. Proyeksi dari Goldman Sachs menyebutkan bahwa harga emas bisa melonjak hingga US$ 5.000 per ons troi. Proyeksi ini didasarkan pada ketidakpastian yang masih terjadi, termasuk ketidakstabilan politik di Amerika Serikat (AS), intervensi Donald Trump terhadap bank sentral, serta dinamika geopolitik lainnya.

Dari sisi emiten, beberapa perusahaan seperti ANTM, ARCI, BRMS, HRTA, MDKA, PSAB, UNTR serta EMAS dianggap akan mendapat manfaat dari kenaikan harga emas. Nafan menyarankan investor untuk memperhatikan perkembangan ini sebagai peluang investasi yang menarik.

Selain itu, anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), yaitu PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 September 2025. Ini menjadi langkah strategis bagi perusahaan dalam memperluas basis investasi dan memperkuat posisinya di pasar modal. Keputusan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan serta sentimen pasar secara keseluruhan.