
Bank Indonesia Siap Gunakan Berbagai Instrumen untuk Stabilisasi Rupiah
Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah situasi pelemahan mata uang domestik yang terjadi belakangan ini. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan seluruh instrumen ekonomi yang tersedia, baik di pasar dalam maupun luar negeri.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam siaran resmi pada Jumat, 26 September 2025. Menurutnya, intervensi akan mencakup berbagai pasar, termasuk pasar spot domestik, pasar NDF domestik dan internasional, serta pembelian obligasi pemerintah di pasar sekunder.
“Bank Indonesia dengan tegas menggunakan seluruh instrumen yang tersedia, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika secara berkelanjutan melalui intervensi NDF,” ujar Perry Warjiyo.
Situasi Rupiah yang Mengkhawatirkan
Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,3% di awal perdagangan Jumat. Nilai tukar mata uang ini mencapai level terlemah sejak April setelah mengalami penurunan beruntun selama enam sesi. Selama periode tersebut, rupiah telah melemah lebih dari 3%.
Pelemahan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi negara. Oleh karena itu, BI mengambil langkah-langkah proaktif untuk kembali menguatkan posisi rupiah dan memastikan bahwa nilai tukarnya tetap mencerminkan kondisi fundamental ekonomi.
Upaya Stabilisasi yang Dilakukan
Dalam rangka stabilisasi, BI tidak hanya melakukan intervensi di pasar domestik, tetapi juga melibatkan pasar internasional. Dengan demikian, upaya yang dilakukan akan mencakup berbagai aspek, termasuk penggunaan instrumen seperti DNDF dan NDF, yang biasanya digunakan untuk mengatur fluktuasi nilai tukar.
Selain itu, BI juga melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas pasar keuangan dan mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.
Pentingnya Dukungan Pelaku Pasar
Perry Warjiyo juga menyampaikan pentingnya dukungan dari pelaku pasar dalam menciptakan iklim keuangan yang kondusif. Ia mengajak para pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Kolaborasi antara BI dan pelaku pasar menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan dapat tercipta lingkungan keuangan yang sehat dan mampu menopang pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Tindakan Lanjutan yang Diperlukan
Meskipun BI telah mengambil beberapa langkah strategis, diperlukan tindakan lanjutan untuk memastikan efektivitas dari semua intervensi yang dilakukan. Keterlibatan pemerintah, lembaga keuangan, dan sektor swasta sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekonomi.
Dengan perencanaan yang matang dan koordinasi yang baik, diharapkan rupiah dapat kembali pulih dan stabil, sehingga memberikan kepercayaan kepada investor dan masyarakat luas. Pemantauan terus-menerus terhadap perkembangan pasar akan menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang BI dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!