Saham Wall Street Pecahkan Rekor, Volume Perdagangan Melonjak

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Bursa Saham AS Cetak Rekor Penutupan

Bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali mencatatkan rekor penutupan pada perdagangan Jumat (19/9/2025) waktu setempat. Pencapaian ini terjadi seiring dengan meningkatnya volume perdagangan yang mencapai level tertinggi sejak April 2025. Kenaikan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan moneter yang lebih longgar dan harapan akan pemangkasan suku bunga.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq mengalami kenaikan selama tiga pekan berturut-turut. Hal ini dipengaruhi oleh langkah pertama The Fed dalam memangkas suku bunga tahun ini serta sinyal bahwa pelonggaran moneter akan terus dilakukan. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 172,85 poin atau 0,37% menjadi 46.315,27. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 32,40 poin atau 0,49% menjadi 6.664,36, dan Nasdaq Composite melonjak 160,75 poin atau 0,72% ke 22.631,48.

Dari segi sektor, tujuh dari 11 sektor dalam S&P 500 mengalami kenaikan. Sektor energi menjadi salah satu penopang utama. Secara mingguan, S&P 500 naik 1,2%, Nasdaq menguat 2,2%, dan Dow bertambah 1,05%. Volume perdagangan di pasar AS tercatat sebesar 27,78 miliar lembar, jauh di atas rata-rata 20 hari terakhir yang hanya 17,41 miliar. Aktivitas ini menandai volume terbesar sejak April lalu, ketika pasar diguncang oleh pengumuman tarif impor Presiden Donald Trump.

Wall Street sempat mengalami fluktuasi pada awal sesi, karena investor sedang menganalisis prospek kebijakan The Fed serta komentar dari Gubernur baru Stephen Miran, yang juga menjadi penasihat ekonomi Gedung Putih. Scott Ladner, Chief Investment Officer Horizon Investments, menyampaikan bahwa jika Fed bergerak untuk melonggarkan target inflasi, hal ini akan mendorong ekonomi berjalan panas dan bagus bagi saham.

Sementara itu, indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000, turun 0,71% setelah sempat menyentuh rekor intraday, sehari setelah mencatat rekor penutupan pertama sejak November 2021.

Di sisi korporasi, saham FedEx menguat 2,3% setelah membukukan laba dan pendapatan kuartalan di atas ekspektasi analis. Strategi efisiensi biaya serta kinerja kuat di pengiriman domestik berhasil mengimbangi lemahnya permintaan internasional.

Dari sisi geopolitik, Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping melakukan panggilan telepon dan melaporkan adanya kemajuan terkait kesepakatan TikTok. Rencana pertemuan tatap muka bulan depan di Korea Selatan juga disiapkan.

Di sisi politik domestik, Senat AS pada Jumat menolak rancangan undang-undang pendanaan jangka pendek, sehingga meningkatkan risiko penutupan pemerintahan. Meskipun begitu, seluruh indeks utama Wall Street masih membukukan kinerja positif sepanjang September. Bulan ini secara historis dikenal sebagai bulan yang buruk bagi saham AS. Data LSEG menunjukkan bahwa sejak 2000, rata-rata S&P 500 merosot 1,4% pada bulan September. Namun, kali ini kondisinya berbeda, dengan kenaikan yang signifikan.