BI: Uang Beredar Naik 7,6% Jadi Rp 9.657 Triliun di Agustus

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pertumbuhan Uang Beredar di Indonesia pada Agustus 2025

Pada bulan Agustus 2025, Bank Indonesia (BI) melaporkan jumlah uang beredar di masyarakat dalam arti luas (M2) sebesar Rp 9.657,1 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 7,6 persen secara tahunan (yoy), yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,6 persen. Pertumbuhan M2 tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor utama.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa perkembangan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 10,5 persen dan uang kuasi sebesar 5,6 persen. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah uang yang berada di tangan masyarakat, baik dalam bentuk uang tunai maupun uang giral.

Selain itu, pertumbuhan M2 juga dipengaruhi oleh beberapa komponen lain seperti aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat. Aktiva luar negeri bersih pada Agustus 2025 tercatat sebesar Rp 2.024,9 triliun atau tumbuh sebesar 10,7 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,3 persen.

Penyaluran Kredit yang Meningkat

Penyaluran kredit pada Agustus 2025 tumbuh sebesar 7,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit pada Juli sebesar 6,7 persen. Kredit yang diberikan hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (Debt Securities), tagihan akseptasi (Banker's Acceptances), dan tagihan repo. Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, serta kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.

Tagihan bersih kepada pemerintah pusat pada Agustus 2025 tumbuh sebesar 5,0 persen (yoy). Pada bulan Juli 2025, tagihan tersebut mengalami kontraksi sebesar 6,2 persen. Perubahan ini mencerminkan dinamika kebijakan fiskal dan pengelolaan utang negara.

Pengertian Uang Beredar

Uang beredar yang diumumkan oleh BI merupakan ukuran likuiditas perekonomian, yaitu jumlah total uang yang berada di tangan masyarakat pada suatu waktu tertentu. Uang beredar mencakup uang kartal (uang kertas dan logam) serta uang giral dan uang kuasi. Data ini sangat penting untuk memantau kondisi ekonomi dan stabilitas moneter.

Laporan Dana Pihak Ketiga

Selain data uang beredar, BI juga merilis data tentang penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) per Agustus 2025. Jumlah DPK mencapai Rp 9.039,8 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 8 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2025 yang sebesar 6,8 persen. Pertumbuhan DPK mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan dan aktivitas ekonomi yang semakin dinamis.

Keberlanjutan dan Stabilitas Ekonomi

Data uang beredar dan DPK yang dirilis oleh BI menjadi indikator penting untuk memahami arah perekonomian nasional. Pertumbuhan yang stabil dan meningkat menunjukkan bahwa kebijakan moneter yang diterapkan oleh BI berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, peningkatan kredit dan penghimpunan dana dari masyarakat menunjukkan bahwa sektor perbankan masih tetap aktif dan dapat memberikan dukungan bagi berbagai kebutuhan perekonomian.

Dengan data yang terus diperbarui dan transparan, BI tetap menjalankan perannya sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas stabilitas nilai rupiah dan kestabilan sistem keuangan nasional.