Bank Himbara Dapat Rp 200 Triliun, BCA Syariah Berharap Kurangi Biaya Dana

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

BCA Syariah Tanggapi Penempatan Dana Rp 200 Triliun ke Bank Himbara

PT Bank BCA Syariah memberikan respons terkait rencana pemerintah yang menempatkan dana sebesar Rp 200 triliun di bank-bank Himbara. Direktur BCA Syariah, Pranata, menyampaikan bahwa hingga saat ini, bank syariah tersebut masih menjalankan operasional bisnis seperti biasanya. Namun, ia mengungkapkan harapan bahwa pencairan dana tersebut dapat memberikan dampak positif dalam bentuk efek multiplier.

Menurut Pranata, meskipun tidak ada aliran langsung dari dana tersebut ke BCA Syariah, namun perbankan syariah tetap berupaya untuk memperkuat hubungan dengan sesama anggota Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), seperti Bank BSI. Ia berharap bahwa kucuran dana tersebut akan mampu menekan biaya dana yang selama ini menjadi beban utama bagi bank syariah.

“Kami masih menjalankan bisnis seperti biasa. Karena kami tidak secara langsung mendapatkan dana tersebut. Tapi, kami sudah berdiskusi dengan teman-teman di Asbisindo, seperti BSI. Kami berharap dengan adanya dana tersebut, biaya dana bisa lebih terkendali,” ujarnya saat ditemui di Kantor Pusat BCA Syariah, Kamis (25/9/2025).

Selain itu, Pranata juga menyebutkan bahwa Bank Indonesia (BI) telah beberapa kali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate. Terakhir, BI Rate berada pada level 4,75% di bulan September ini. Meski begitu, hingga saat ini, penurunan biaya dana belum terlihat secara signifikan.

Pranata melanjutkan proyeksinya bahwa penempatan dana sebesar Rp 200 triliun di bank Himbara dapat membantu menurunkan rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) dari 86% menjadi 84%. Menurutnya, penurunan ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja perbankan secara keseluruhan.

“Itu yang pertama. Secara rasio, hal ini akan menurunkan. Jika saya hitung, rasio FDR atau LDR perbankan turun dari 86% ke 84%. Jadi kisarannya hampir 2% turun dengan adanya dana Rp 200 triliun itu,” tambahnya.

Di sisi lain, Pranata juga mengharapkan bahwa kucuran dana ini dapat memberikan kelonggaran likuiditas kepada bank-bank Himbara. Ia menilai, saat ini permintaan pembiayaan atau kredit di perbankan harus terus meningkat agar bisa memaksimalkan potensi dari dana yang masuk.

Beberapa langkah strategis yang dilakukan oleh bank syariah seperti BCA Syariah diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara pengelolaan dana dan pemberian layanan keuangan yang optimal. Dengan demikian, perbankan syariah dapat tetap berkembang seiring dengan perubahan regulasi dan dinamika pasar.