BI Turun, AAUI: Strategi Investasi Asuransi Umum Bisa Fokus pada Surat Utang

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Strategi Investasi Asuransi Umum Menghadapi Penurunan Suku Bunga

Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 4,75%. Perubahan ini berdampak pada sejumlah sektor ekonomi, termasuk industri asuransi umum. Dalam menghadapi situasi ini, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) merekomendasikan beberapa strategi investasi yang perlu diterapkan oleh perusahaan asuransi.

Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, menjelaskan bahwa perusahaan asuransi umum perlu memperhatikan keseimbangan antara likuiditas dan hasil investasi. Hal ini dilakukan karena penurunan suku bunga BI dapat memengaruhi tingkat keuntungan dari instrumen investasi yang sebelumnya digunakan.

Salah satu rekomendasi yang diberikan adalah fokus pada Surat Berharga Negara (SBN). Budi menyarankan agar perusahaan asuransi memaksimalkan jenis dan tenor SBN, terutama surat utang negara jangka menengah atau panjang. Tujuannya adalah untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih baik.

Selain itu, Budi menyatakan bahwa kemungkinan besar penempatan investasi di instrumen deposito akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya suku bunga yang membuat deposito kurang menarik dibandingkan instrumen lainnya.

Sebagai alternatif, perusahaan asuransi juga bisa mempertimbangkan obligasi korporasi berperingkat tinggi. Instrumen ini bisa menjadi pilihan yang aman dan memberikan keuntungan yang cukup baik.

Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2025, total investasi asuransi umum mencapai Rp 125,03 triliun. Di antara instrumen tersebut, SBN menjadi penempatan terbesar dengan nilai Rp 47,02 triliun atau sekitar 37,6% dari total investasi. Ini menunjukkan bahwa SBN masih menjadi prioritas utama bagi perusahaan asuransi.

Budi memperkirakan bahwa hasil investasi akan terus meningkat hingga akhir tahun ini. Perkiraan ini didasarkan pada potensi keuntungan dari portofolio SBN, terutama dalam hal valuasi. Namun, ia juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan portofolio agar tetap likuid, aman, dan sesuai dengan regulasi.

Tantangan yang muncul di masa depan adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara keamanan, likuiditas, dan pengembalian investasi. Perusahaan asuransi harus terus memastikan bahwa portofolio mereka tidak hanya aman, tetapi juga memberikan return yang optimal untuk keberlanjutan bisnis.

Hasil investasi industri asuransi umum pada semester I-2025 mencapai Rp 3,85 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan akibat penurunan suku bunga, industri asuransi umum masih mampu menunjukkan pertumbuhan yang positif.