Sulbar Dorong Ekonomi Biru, Target Pertumbuhan 7-8 Persen Tahun 2030

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pemerintah Sulbar Berkomitmen Kembangkan Ekonomi Biru sebagai Motor Pertumbuhan Daerah

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menetapkan ekonomi biru sebagai salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini disampaikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) dalam acara Sandeq Business, Investment, and Economic (SAQBE) Forum 2025 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Sulbar di Ballroom Grand Maleo Hotel.

Plt. Kepala Bidang Riset dan Inovasi Daerah (RIDA) Bapperida Sulbar, Muh Saleh, menjelaskan bahwa potensi laut Sulbar sangat besar untuk meningkatkan kinerja perekonomian daerah. Menurutnya, target utama adalah mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7-8 persen pada tahun 2030. Untuk mewujudkannya, optimalisasi sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu kunci strategis.

Menurut Muh Saleh, wilayah laut Sulbar mencakup 19.848 km² dengan garis pantai sepanjang 663 km serta 41 pulau yang terdiri dari 17 kawasan konservasi. Infrastruktur pendukung seperti pelabuhan perikanan (PPI), pabrik es, hingga cold storage telah tersedia. Komoditas unggulan seperti tuna, tongkol, cakalang, kerapu, kakap, layang, dan udang vaname juga menjadi aset penting bagi daerah.

Namun, Muh Saleh mengakui bahwa daya saing Sulbar masih berada di bawah rata-rata nasional. Pada tahun 2024, indeks daya saing daerah ini tercatat sebesar 3,24, sementara rata-rata nasional mencapai 3,43. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sulbar masih bersifat fluktuatif. Misalnya, pada triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi Sulbar hanya sebesar 4,29 persen, yang masih lebih rendah dibandingkan tingkat nasional.

Sektor pertanian saat ini masih mendominasi perekonomian Sulbar dengan kontribusi sebesar 46,11 persen terhadap PDRB, terutama dari perkebunan sawit. Meskipun demikian, subsektor perikanan yang menyumbang 11,06 persen dinilai memiliki potensi besar sebagai lokomotif baru jika dikelola secara serius.

Muh Saleh menambahkan bahwa Bapperida telah memasukkan konsep ekonomi biru dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Roadmap pengembangan ekonomi biru dibagi menjadi empat tahap hingga tahun 2045, yaitu penguatan fondasi, pembangunan infrastruktur, hilirisasi dan diversifikasi, serta ekspansi dan peningkatan daya saing regional.

Selain itu, Kepala Bapperida Sulbar, Junda Maulana, menegaskan bahwa tantangan daya saing tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Namun, ia percaya bahwa ekonomi biru dapat menjadi jawaban strategis untuk pertumbuhan dan keberlanjutan ekonomi daerah.

"Sulbar memiliki laut yang luas, nelayan yang tangguh, serta komoditas unggulan yang kompetitif. Tantangannya adalah bagaimana semua potensi tersebut dapat terintegrasi dalam kebijakan, investasi, dan inovasi yang nyata," ujarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Junda Maulana mengajak berbagai pihak, termasuk organisasi perangkat daerah (OPD), akademisi, pelaku usaha, hingga masyarakat pesisir, untuk bekerja sama dalam menjadikan ekonomi biru sebagai wajah baru pembangunan Sulbar. Dengan kolaborasi yang kuat, Sulbar diharapkan mampu memaksimalkan potensi lautnya dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.