
BRI Berkomitmen Mendukung Transisi Ekonomi Hijau
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menilai bahwa transisi ekonomi hijau menjadi salah satu cara baru dalam menjalankan proses bisnis. Hal ini disampaikan oleh Executive Vice President ESG Group BRI, Yosephine Ajeng Sekar Putih atau yang akrab disapa Ajeng. Menurutnya, BRI sangat serius dalam mendukung pengembangan ekonomi hijau sejak tahun 2019.
Dalam perjalanannya, BRI telah melakukan berbagai langkah untuk menghitung emisi gas rumah kaca. Emisi tersebut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu emisi operasional (scope 1), emisi dari listrik dan bahan bakar minyak (scope 2), serta emisi terbesar yang berasal dari aktivitas pembiayaan. Dengan demikian, BRI berupaya untuk memahami dampak lingkungan dari setiap kegiatan bisnis yang dilakukan.
Ajeng menyampaikan bahwa salah satu tantangan utama dalam transisi ekonomi hijau adalah bagaimana menciptakan prosperity sambil tetap menurunkan emisi. Ia menekankan pentingnya peran perbankan dalam memfasilitasi pengurangan emisi melalui pendanaan yang ramah lingkungan.
Potensi Ekonomi Hijau di Indonesia
Menurut data yang dirujuk dari Bank Dunia, potensi ekonomi hijau di Indonesia pada tahun 2030 diperkirakan mencapai USD 105 miliar atau sekitar Rp 1.735 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa peluang besar tersedia bagi Indonesia dalam membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Ajeng menyebutkan bahwa angka tersebut merupakan "kue yang luar biasa" dan harus dimanfaatkan secara bersama-sama. Ia menilai bahwa peluang ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga membuka ruang untuk pembangunan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Selain itu, ada potensi besar dalam penciptaan pekerjaan ramah lingkungan atau green job. Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi hingga 4,4 juta pekerjaan yang dapat dihasilkan dari sektor ekonomi hijau. Ini menjadi peluang besar bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk mengembangkan sektor yang berdampak positif terhadap lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Masa Depan Ekonomi Hijau
Ajeng menegaskan bahwa Indonesia harus memanfaatkan peluang ini tanpa terlalu khawatir dengan risiko yang ada. Ia menilai bahwa transisi ekonomi hijau merupakan katalisator yang efektif bagi perbankan seperti BRI untuk mempercepat implementasi kebijakan yang ramah lingkungan.
Ia menambahkan bahwa transisi ini tidak hanya tentang pengurangan emisi, tetapi juga tentang bagaimana membangun sistem ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan. Dengan komitmen yang kuat, BRI dan lembaga keuangan lainnya dapat menjadi agen perubahan dalam memajukan ekonomi hijau di Indonesia.
Langkah Konkret untuk Mencapai Tujuan
BRI telah mengambil beberapa langkah konkret dalam mendukung transisi ekonomi hijau. Di antaranya adalah:
- Penghitungan emisi gas rumah kaca secara berkala.
- Peningkatan partisipasi dalam program pembiayaan yang ramah lingkungan.
- Kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan solusi inovatif dalam mendukung keberlanjutan.
Dengan strategi yang terarah dan komitmen yang kuat, BRI berharap dapat menjadi contoh dalam upaya membangun ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan. Ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!