
Inovasi Pemanfaatan Panas Bumi yang Memberdayakan Masyarakat
Pemanfaatan panas bumi tidak hanya memberikan sumber energi terbarukan, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap sektor pertanian dan perekonomian masyarakat. Hal ini dibuktikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melalui berbagai inovasi yang diakui dalam ajang Environmental & Social Innovation Awards (ENSIA) 2025.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menjelaskan bahwa inovasi-inovasi ini menunjukkan bagaimana panas bumi bisa menjadi solusi nyata untuk kehidupan sehari-hari. “Kami ingin menunjukkan bahwa panas bumi bukan hanya sekadar sumber listrik hijau, tetapi juga membawa manfaat langsung bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Pengembangan Pupuk Berbasis Panas Bumi di Lahendong
Di PGE Area Lahendong, Sulawesi Utara, para tim peneliti mengembangkan sebuah produk bernama Katrili. Katrili adalah cairan ramah lingkungan yang terbuat dari endapan silika geotermal dan kitosan. Produk ini dirancang untuk mengatasi masalah kelangkaan pupuk dan meningkatkan produktivitas pertanian. Kerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada memperkuat inovasi ini.
Program Integratif Andan Jejama di Ulubelu
Di PGE Area Ulubelu, Lampung, program integratif Andan Jejama diluncurkan. Nama Andan Jejama berarti “ayo bersama-sama” dan mencakup berbagai inisiatif. Di antaranya adalah pembuatan pupuk organik GeoPertaganik Bestari yang berasal dari limbah kopi dan kotoran hewan. Selain itu, limbah cooling tower digunakan untuk membuat rumah produksi ramah lingkungan. Budidaya ikan Minageo Lestari dan pertanian presisi Melon Geothermal juga menjadi bagian dari program ini. Puri Setrayang berperan dalam mengolah hasil panen menjadi pangan sehat.
Semua inisiatif ini terintegrasi dalam gerakan KEMASSARI, yang bertujuan memperkuat gizi, ekonomi keluarga, dan ketahanan pangan berbasis komunitas.
Pupuk Geovert di Kamojang
Di PGE Area Kamojang, Jawa Barat, pengembangan pupuk Geovert berbasis limbah kulit kopi Canaya telah berhasil dilakukan. Proses produksi pupuk ini dimodifikasi dengan memanfaatkan uap geotermal untuk pengeringan. Dengan demikian, waktu produksi dapat dipangkas dari 10–14 hari menjadi kurang dari 6 jam. Inovasi ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi petani dan memperkuat pertanian berkelanjutan.
Penghargaan yang Diraih PGE
Ajang ENSIA 2025 diselenggarakan oleh PT Sucofindo dengan dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tema utamanya adalah “Innovation for Socio-Economic and Ecological Harmony”. Tahun ini, sebanyak 178 pelaku usaha dan 56 local hero mendapatkan apresiasi dalam berbagai kategori, seperti efisiensi energi, penurunan emisi, perlindungan keanekaragaman hayati, serta inovasi sosial.
PGE meraih beberapa penghargaan, termasuk Eloc Bestari (Platinum) dan Local Hero Inspiratif Pemberdayaan Perempuan untuk Area Ulubelu. Untuk Area Kamojang, Geo Fert (Inovasi Khusus Ketahanan Pangan) dan Gemah Karsa (Gold) mendapatkan apresiasi. Sementara itu, Area Lahendong mendapat penghargaan atas booster Katrili (Inovasi Khusus Ketahanan Pangan) dan GECO (Platinum). Area Karaha juga memberikan kontribusi lewat Pupuk Combine (Silver).
Kontribusi PGE dalam Pembangunan Berkelanjutan
PT Pertamina Geothermal Energy mengelola 15 wilayah kerja panas bumi dengan kapasitas terpasang 1.932 MW—727 MW dioperasikan langsung dan 1.205 MW melalui Kontrak Operasi Bersama. Kontribusi PGE mencakup sekitar 70 persen kapasitas panas bumi Indonesia dan berpotensi mengurangi emisi hingga 10 juta ton CO2 per tahun. Inovasi yang dilakukan oleh PGE tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!