
Kondisi SPBU Shell di Depok yang Kosong dan Penuh Tantangan
Sejak hari Minggu, 14 September 2025, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di kawasan Depok mengalami kekosongan bahan bakar minyak (BBM) jenis V-Power dan Super. Hal ini membuat banyak pengguna BBM kesulitan mendapatkan jenis bahan bakar yang biasanya mereka gunakan. Menurut informasi dari para pegawai, hanya BBM jenis Diesel yang tersedia, sementara sebagian lainnya memilih menjual kopi untuk mengisi waktu luang.
Pantauan langsung di SPBU Shell Jalan Raya Sawangan, Kecamatan Pancoran Mas, pada Kamis, 18 September 2025 menunjukkan suasana yang sangat lengang. Tidak ada kendaraan roda dua maupun mobil yang terlihat sedang mengantri. Seorang pegawai yang enggan disebutkan namanya mengatakan, “Habis mas,” sambil menunjuk mesin pengisian BBM yang tidak beroperasi. Ia juga menyampaikan bahwa hanya tersedia BBM jenis Diesel.
Di lokasi tersebut, hanya terdapat dua pegawai yang bertugas. Ketika ditanya apakah ada rencana pengurangan jumlah karyawan, mereka menolak memberikan jawaban lebih jauh. “Ke manajemen saja mas, biasanya ke pusat,” ujarnya. Hal serupa juga terjadi di SPBU Shell Jalan Siliwangi, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas. Saat wartawan datang, pegawai langsung menyilangkan tangan dan mengatakan, “Habis Pak, ada hanya Diesel.”
Menurut informasi dari beberapa pegawai, situasi ini tidak hanya terjadi di satu lokasi SPBU, tetapi hampir semua SPBU Shell di Depok. Termasuk di Margonda 2 dan Sawangan. Salah satu pegawai menyebutkan bahwa jumlah karyawan kini berkurang. “Tadinya banyak, sekarang cuma ada tiga, karena ada shift kan,” ujarnya.
Di SPBU Shell Jalan Margonda arah Balai Kota Depok, pegawai juga mengaku sudah beberapa hari terakhir hanya melayani pengisian Diesel. Mereka bahkan membuka lapak kopi di dekat mesin pengisian BBM sambil menunggu pelanggan. “Ya jual kopi juga,” ucapnya. Namun, ia menolak berkomentar lebih jauh dan menyarankan agar konfirmasi dilakukan ke manajemen pusat. “Biasanya lewat email ke pusat, kami tidak diperkenankan berkomentar. Foto di sini juga tidak boleh.”
Pengguna Merasa Kecewa dengan Kekosongan BBM
Pengguna setia SPBU Shell, Rina Purnama, 42 tahun, warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengaku kecewa. Ia kesulitan mendapatkan BBM jenis V-Power yang sudah ia gunakan untuk Honda Beat-nya sejak empat tahun lalu. “Gimana ya, kalau pakai V-Power motor larinya jadi enteng dan irit juga, harganya juga tidak jauh dari Pertamax, tapi yang saya rasakan lebih irit dan enteng motornya,” kata Rina. Ia berharap pasokan kembali normal. “Ya kalau bisa sih normal lagi.”
Ahmad Fachry, 36 tahun, pengguna Honda Vario, juga mengatakan sudah beberapa bulan mengisi BBM di SPBU Shell. “Ya karena pelayanannya, tidak terlalu mengantre dan kualitas sama takarannya yang pasti,” kata Fachry. Ia mengaku enggan kembali ke SPBU Pertamina lantaran kasus dugaan pengoplosan Pertamax dengan Pertalite. “Sudah beberapa bulan ya, motor kan kaki kita, jadi harus jelas takaran dan kualitasnya.”
Penyebab Kelangkaan BBM di SPBU Swasta
Kelangkaan BBM Shell terjadi karena Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak memberikan tambahan kuota impor. Pada Selasa, 16 September lalu, Presiden Prabowo Subianto mengadakan rapat terbatas dengan sejumlah menteri bidang perekonomian untuk membahas transisi energi dan kelangkaan bahan bakar minyak di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.
Dalam rapat tersebut, hadir antara lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, serta Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Airlangga mengatakan agenda utama rapat adalah energi. Kepala Bappisus Aris Marsudiyanto menambahkan rapat juga membahas kelangkaan BBM.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta SPBU swasta berkolaborasi dengan Pertamina untuk menjamin pasokan. Ia menyebut pemerintah sudah menambah kuota impor BBM 10 persen pada 2025 dan menugaskan tim khusus untuk mengawasi distribusi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!