
KAI Berkomitmen pada Prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG)
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI terus berupaya untuk menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG) dalam operasional perusahaan. Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan untuk menjalankan kebijakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Program ESG KAI diintegrasikan sebagai salah satu tujuan strategis dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025–2029. Dengan demikian, KAI tidak hanya fokus pada pengembangan infrastruktur transportasi, tetapi juga pada upaya memperbaiki kualitas hidup masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Langkah-Langkah yang Dilakukan oleh KAI
1. Dekarbonisasi Bertahap
Salah satu langkah utama KAI adalah dekarbonisasi bertahap. Hal ini dilakukan melalui optimalisasi desain operasi dan elektrifikasi jalur kereta api. Saat ini, elektrifikasi jalur telah mencapai 8,9 persen. Selain itu, KAI juga melakukan penanaman lebih dari 106 ribu pohon di sepanjang lintasan rel dan lingkungan sekitar sejak tahun 2021 hingga Agustus 2025.
Selain itu, KAI mulai mengukur carbon footprint melalui sistem tiket dan menyediakan water station di stasiun. Inovasi ini dirancang agar setiap pelanggan merasakan pengalaman perjalanan yang lebih mudah, nyaman, dan sesuai dengan standar global.
2. Peningkatan Skor ESG
KAI terus meningkatkan skor ESG-nya melalui pengelolaan sampah dan limbah yang lebih terukur dan berkelanjutan. Pada tahun 2024, skor ESG KAI dari S&P Global mencapai angka 41, dengan kategori data availability high.
Digitalisasi juga menjadi salah satu aspek penting dalam penerapan ESG. KAI menerapkan sistem tiket elektronik (e-boarding pass) dan pintu masuk berbasis face recognition yang membantu mengurangi penggunaan kertas serta mempercepat proses layanan. Teknologi ini juga mendukung peningkatan keselamatan dan efisiensi pelayanan.
3. Dialog Rutin dengan Pengguna
KAI sangat memperhatikan masukan dari pelanggan sebagai dasar transformasi. Misalnya, keluhan tentang antrean panjang di pintu masuk menjadi alasan adanya sistem face recognition boarding gate. Masukan tentang layanan yang lebih ramah keluarga mendorong adanya ruang laktasi dan tempat bermain anak di stasiun.
Selain itu, saran mengenai keamanan perempuan di transportasi umum mendorong hadirnya female seat map dan kereta khusus perempuan di KRL. Beberapa inovasi yang sudah diterapkan antara lain Access by KAI, face recognition boarding gate, Nilam Virtual Assistant, hingga female seat map.
Upaya KAI dalam Meningkatkan Kualitas Layanan
Selain itu, KAI juga aktif dalam memperluas layanan dan memperbaiki pengalaman pelanggan. Salah satu contohnya adalah pengembangan KAI Properti yang membuka lowongan kerja untuk 11 posisi dengan berbagai syarat yang ditentukan. Hal ini menunjukkan komitmen KAI dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan dan memberi manfaat bagi masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan, KAI juga terus berupaya mengadopsi teknologi baru seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan biodiesel B40. Dengan langkah-langkah tersebut, KAI berharap dapat menjadi contoh perusahaan yang berkomitmen pada prinsip ESG dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan serta masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!