Kisah Investasi Kripto Bodong yang Merugikan Puluhan Miliar

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Awal Mula Kehancuran Nonik

Pada Selasa, 15 April 2025, sebuah peristiwa yang tidak terduga terjadi dalam hidup Nonik. Hari itu, seseorang dengan nomor tak dikenal memasukkan nomor WhatsApp-nya ke dalam grup berkedok investasi bernama ‘Kunci Sukses Kekayaan’. Berbeda dari biasanya, Nonik kali ini memutuskan untuk bergabung dengan grup tersebut meskipun tidak mengenal siapa pun di dalamnya.

Awalnya, rasa curiga masih meliputi dirinya. Ia mencoba bertanya kepada Hengki, seorang mentor yang disebut sebagai otak dari grup ini. Hengki, yang dikenal sebagai HL, awalnya mengklaim bahwa grup ini berasal dari Mirae Sekuritas. Dalam dua bulan pertama, ia membahas topik tentang saham dan memberikan analisis pasar serta peluang investasi.

Pembelajaran Investasi Online

Setiap hari, Nonik mempelajari berbagai materi investasi melalui online. Grup ini juga menyelenggarakan kuis mingguan dengan hadiah menarik. Tidak hanya saham, topik lain seperti emas, obligasi, hingga kripto juga dibahas. Seiring waktu, fokus pembahasan bergeser ke aset kripto. Hengki yakin bahwa kripto menjadi solusi di tengah guncangan pasar saham.

Ia sering menunjukkan hasil trading yang tinggi, bahkan menjanjikan imbal hasil yang sangat besar. Menurut Nonik, Hengki selalu berhasil dalam setiap transaksi kripto. Hal ini membuat Nonik semakin percaya dan mengikuti instruksi Hengki.

Modus Penipuan Investasi Kripto

Pada awal Juni, Hengki memperkenalkan platform Bronx sebagai tempat investasi kripto. Menurut Hengki, Bronx memiliki lisensi dari SEC dan MSB, dua lembaga regulasi paling ketat di industri finansial. Ini membuat Nonik semakin yakin untuk bergabung.

Hengki mengajak Nonik bergabung dalam grup bernama ‘Nusantara’ yang terdiri dari 87 anggota. Untuk bergabung, Nonik diminta untuk memberikan keuntungan 5 persen dari trading dan memiliki dana USD 100.000 atau sekitar Rp 1,6 miliar. Hengki menawarkan janji profit hingga 300 persen sampai 1000 persen.

Kehilangan Puluhan Miliar Rupiah

Setelah dua bulan menerima analisis pasar dan trading kripto yang selalu untung, Hengki mulai memperkenalkan istilah baru: ICO (Initial Coin Offering). Ia menjelaskan bahwa ICO lebih aman daripada IPO saham dan potensi profit bisa mencapai ratusan bahkan ribuan persen tanpa risiko.

ICO pertama, NOCT, dijual dengan harga USD 1,2 per keping. Dalam lima hari, harga naik menjadi USD 7,56. Nonik tergoda dan membeli lagi. Namun, pada ICO kedua, AGXCE, harga awal USD 1,8, tetapi saat listing tidak ada informasi harga. Malah, harga melonjak menjadi USD 8,82.

Nonik mulai meragukan. Ia mencoba menarik dana pada 4 Agustus, tetapi manajer exchange Bronx menolak. Alasannya, ada promo cashback hingga September. Dana baru bisa ditarik setelah itu.

Penipuan Terbongkar

Meski begitu, Hengki tidak berhenti. Pada 11 Agustus, ia meluncurkan ICO ketiga: GPCT. Harga awal USD 2,1. Untuk menarik lebih banyak korban, Hengki menawarkan akses khusus SVIP dengan prioritas alokasi. Anggota grup yang belakangan disadari Nonik hanyalah komplotan.

Mereka pamer bukti transfer miliaran rupiah, bahkan mengaku menjual rumah demi ikut serta. Nonik merasa ini sudah konyol. Pada 5 September, koin GPCT dilisting di harga fantastis: USD 86,436. Lagi-lagi Hengki mengiming-imingi penarikan sebagian dana.

Namun, harapan itu runtuh pada 8 September. Exchange Bronx mengedarkan surat palsu mengatasnamakan SEC. Dalihnya, akun pengguna Indonesia diblokir karena dugaan pencucian uang. Syarat pencairan: setor 'biaya verifikasi' sebesar 10 persen dari total aset.

Hengki berpura-pura kaget. Namun ia segera menyarankan anggota untuk membayar agar dana bisa keluar. Semua rekayasa. Di titik itu, Nonik sadar bahwa ia terjebak sindikat penipu yang merancang strategi begitu rapi, dari edukasi gratis hingga jebakan biaya verifikasi.

Akhir dari Kehancuran

Ketika Nonik sadar ini penipuan, sudah terlambat. Uangnya tidak bisa ditarik lagi. Kerugian lebih dari puluhan miliar rupiah. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi semua yang terlibat dalam investasi kripto.